Makassar (ANTARA Sulsel) - Utusan lembaga donor USAID Prioritas Syamsudduha menyebut cara belajar mahasiswa di Amerika Serikat lebih banyak menggunakan metode praktikum.

"Semua mata kuliah dituntut praktikum dalam bentuk pengenalan bidang kerja gurunya mulai tahun pertama sampai tahun kelima," ujar Syam melalui keterangan tertulisnya di Makassar, Sabtu.

Menurut dia saat diutus ke negeri Paman Sam untuk mempelajari metode pembelajaran maupun mahasiswa dalam mata kuliah tidak banyak berdasarkan teori, melainkan bersandar pada hasil-hasil penelitian sebelumnya.

"Semua pengajaran mahasiswa dilaksanakan melalui kolaborasi antara mahasiswa calon guru dengan guru pamong dan pembimbing dari universitas," ujarnya usai menimba ilmu di kampus Michigan State University belum lama ini.

Dosen UIN Alauddin Makassar ini juga menyebut studi banding program pelatihan guru disana, kata dia, pada semester awal mahasiswa calon guru diberikan waktu `case studi` pada satu suswa di sekolah selama satu semester.

"Mereka menemani siswa itu membaca di perpustakaan, membahas mata pelajarannya, lalu menemani bercerita dan sebagainya. Ini kemudian menjadi bahan penelitian yang dipertanggungjawabkan di depan instruktur mata kuliah dan mahasiswa lain," sebutnya.

Case study pada satu siswa, lanjutnya akan menjadi kasus penelitian awal, sebelum melangkah ke studi lebih lanjut ke studi kelompok siswa dan mengajar mereka.

"Setelah mereka mengajar dalam kelompok kecil siswa, mereka selanjutnya menjadi asisten guru pamong dan menjadi guru kelas penuh ketika sudah menginjak tahun kelima," tambahnya.

Sebelumnya, Syamsudduha juga menyampaikan presentasi di depan sejumlah Rektor, Wakil Rektor, dosen dan staf pengajar lainnya dari enam Universitas pencetak guru yakni, UNM Makassar, UIN Alauddin Makassar, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Unismuh Pare-pare, Universitas Cokroaminoto Palopo, dan IAIN Palopo.

Pada kesempatan itu, presentasi Syam di hotel Clarion (21/4) hasil studi banding di Amerika Serikat ditanggapi dosen FMIPA UNM, H Bernard dengan mengatakan porsi mahasiswa di Indonesia untuk terjun langsung melakukan praktik di sekolah masih sangat kurang.

"Kalau melihat paparan itu, memang mahasiswa disana bersekolah terus bahkan diserahkan mengajar di kelas dengan dibimbing guru pamong dan pembimbing universitas. Sehingga bila selesai mereka benar-benar siap. Jauh berbeda dengan kondisi disini, nanti semester VII baru praktikum, bahkan kandang tidak maksimal," bebernya.

Koordinator Provinsi USAID Prioritas Sulsel, Jamaluddin mengungkapkan Kemenristek Dikti tekah mencanangkan akan merombak Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) 2015-2017. Hal itu terkait dengan sorotan masyarakat terhadap rendahnya kualitas mutu guru yang dihasilkan LPTK.

"Untuk menjamin kualitas guru keluaran LPTK, pemerintah memang perlu mengeluarkan pengaturan baru atas standar mutu penyelenggaraan lembaga pendidikan di LPTK," ungkapnya.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024