Makassar (ANTARA Sulsel) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan siap melakukan dua langkah menghadapi kenaikan harga sejumlah komoditas, khususnya bawang merah yang harganya melonjak.

"Setidaknya ada dua langkah yang disiapkan menghadapi kenaikan harga-harga kebutuhan masyarakat di lapangan seperti bawang merah," kata Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulsel Causa Iman Karana di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, langkah pertama adalah melakukan koordinasi dengan para pihak yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Makassar untuk mencari penyebab kenaikan harga bawang merah di lapangan, kemudian mencari solusinya bersama-sama.

Menurut dia, pemilihan pada TPID Kota Makassar itu karena disadari bahwa sekitar 72 persen dari inflasi Sulsel merupakan sumbangan dari Kota Makassar.

"Sedang langkah kedua, kami ingin membangun informasi harga, sehingga harga komoditi mulai di tingkat petani hingga pasar dapat diketahui oleh semua pihak, termasuk petani yang mungkin selama ini terbatas informasi harga penjualannya," ujarnya.

Sementara itu, harga bawang merah di pasar tradisional diantaranya Pasar Terong dan Pasar Pannampu rata-rata bawang merah dijual seharga Rp40 ribu per kilogram.

Kondisi itu berbeda dengan harga bulan lalu yang masih kisaran Rp25 ribu - 30 ribu per kilogram.

Hal itu dikemukakan salah seorang pedagang di Pasar Terong, Makassar Hj Syamsiah.

Dia mengatakan, harga bawang merah terus bergerak naik, karena pasokan kurang dari daerah sentraproduksi seperti Enrekang dan Malino akibat belum panen.

Akibatnya, pasokan bawang terpaksa diterima dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) atau pun dari Gresik melalui pintu Surabaya.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024