Makassar (ANTARA Sulsel) - Sekolah lapang "Good Agriculture Practices" (SL-GAP) yang diprakarsai Bank Indonesia (BI) dan Dirjen Kemasyarakatan, Kemenkumham, bertujuan mendorong kemandirian para narapidana.

Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulsel Dadi Aryadi disela-sela kegiatan SL-GAP di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I, Makassar, Rabu.

Pada SL-GAP Budidaya Cabai di Lapas Kelas I, Makassar, dia mengatakan, pemberian keterampilan bercocok tanam pada petugas lapas dan peserta binaan yang merupakan narapida ini, diharapkan dapat membantu menekan inflasi.

Alasannya, salah satu pemicu inflasi di Sulsel adalah kelompok bahan makanan dan salah satu jenisnya adalah cabai.

Apabila para napi bercocok tanam cabai, selain dapat memenuhi kebutuhan di dalam Lapas, juga hasilnya dapat dijual di pasar.

"Dan setelah mereka keluar dan kembali ke tengah-tengah masyarakat, mantan Napi sudah dapat mandiri dengan bekal sekolah lapang yang telah diberikan, termasuk bantuan modal kemandirian," kata Dadi.

Dengan demikian, lanjut dia, ada dua manfaat yang bisa dihasilkan yakni membantu menstabilkan harga kebutuhan masyarakat dan juga membangun kemandirian para napi dan mantan napi.

Kepala Lapas Kelas I Makassar Marasidin Siregar mengatakan, kegiatan yang gelar atas kerjasama BI, Kemenkumham dan Dinas Pertanian setempat, ini baru pertama kali dilakukan di Lapas.

"Ini adalah tindak lanjut dari penandatangan nota kesepahaman yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu, dan sejalan dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Lembaga Pemasyarakatan," katanya.

Hal tersebut dibenarkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan, Sahabuddin Kilkoda.

Menurut dia, melalui kegiatan tersebut diharapkan napi dapat mandiri dan menyadari kesalahannya, kemudian pada saat sudah keluar dari Lapas tidak lagi menjadi beban, sehingga dapat diterima di tengah-tengah masyarakat.

Kegiatan SL-GAP ini diawali dengan kegiatan Training of Trainer (TOT) yang diikuti oleh 15 orang peserta, selanjutnya dikembangkan lagi dengan memberikan keterampilan pada 25 orang peserta dengan melatih bercocok tanam cabai pada lahan seluas 5.000 meter di kawasan Lapas Kelas I Makassar.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024