Makassar (ANTARA Sulsel) - Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) yang baru saja digelar menjadi momentum menyatakan perang terhadap peredaran narkoba sekaligus untuk menyelamatkan satu dan melindungi sejuta warga.

"Pada peringatan HANI 2016 ini, kita mengangkat tema Selamatkan Satu Lindungi Sejuta," ujar Kepala Biro Napza dan HIV AIDS Pemprov Sulsel Sri Endang di Makassar, Senin.

Dia mengatakan, peredaran narkotika semakin hari semakin massif dan telah masuk di semua kalangan tanpa melihat lagi batasan usia dan sosial, khususnya di Sulawesi Selatan.

Sri Endang mengaku, tema "Selamatkan Satu Lindungi Sejuta" yang diangkat itu berorientasi pada upaya pencegahan peredaran narkoba merusak lebih banyak orang dan generasi.

"Satu orang yang pernah menjadi penyalahguna narkoba dan telah sembuh, diharapkan bisa menjadi agen untuk menyelamatkan lebih banyak orang hingga tak menjadi korban narkoba," terangnya.

Dia mengatakan, saat ini peredaran narkoba sudah masuk di semua kalangan dan wilayah. Walaupun pengguna narkoba masih lebih banyak ditemukan di daerah perkotaan, tapi daerah pedesaan juga telah masuk dalam kategori rawan peredaran narkoba.

"Peredaran narkoba kian massif dipengaruhi juga oleh beberapa hal, seperti faktor gender, kemiskinan, rendahnya pemahaman terhadap kearifan lokal. Tapi, gaya hidup dan pergaulan juga membuat peredaran narkoba massif, khususnya di kalangan warga usia produktif," jelasnya.

Menurut Sri Endang, awalnya seseorang hanya menjadi pengguna dan selanjutnya meningkat jadi pengedar. "Pengedar narkoba saat ini sangat profesional, bahkan tidak segan memanfaatkan kalangan PNS dan aparat hukum. Ini yang harus diantisipasi," urai Sri Endang.

Melalui program Selamatkan Satu Lindungi Sejuta, Sri Endang menyebutkan, pihaknya menjalankan pilot project pelaksanaan rehabilitasi dengan pola baru.

"Satu pengguna yang telah melalui proses rehabilitasi dalam program ini, bisa membantu orang lain untuk tidak menggunakan narkoba. Program rehabilitasi ini seperti multilevel. Jadi satu selamatkan sejuta," jelasnya.

Dari segi kewilayahan, Sri menyebutkan, kasus penyalahgunaan dan peredaran narkoba banyak ditemukan di daerah perkotaan, seperti Makassar, Parepare dan Palopo.

Apalagi daerah ini memiliki akses masuk seperti pelabuhan. Tapi, penyalahgunaan narkoba juga kondisinya mulai mengkhawatirkan di tingkat kabupaten setelah banyaknya kasus yang ditemukan.

"Sebagai upaya untuk menyebarluaskan kampanye anti narkoba, kampanye Selamatkan Satu Lindungi Sejuta terkait makin mengkhawatirkannya kasus peredaran narkoba ini, peringatan HANI di Sulsel akan digelar 21 Juli 2016 dengan pilihan daerah adalah Kabupaten Pinrang," ujarnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024