Makassar (ANTARA Sulsel) - Kementerian Koordinator Bidang Maritim melalui Deputi II Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa, Agung Kuswandono melakukan sosialisasi konversi energi dari bahan bakar minyak ke gas bagi nelayan melalui konverter kit karya anak bangsa.

"Saat ini baru kita mulai melakukan survei dan pengenalan kepada nelayan di sini sekaitan gerakan mengonversi pemakaian BBM baik jenis solar maupun bensin yang selama ini digunakan nelayan ke gas," kata Agung saat mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Menurut dia, konversi penggunaan BBM menuju gas, yakni bahan bakar non fosil diyakini akan menghemat pengeluaran nelayan yang selama ini menjadi kendala utama nelayan saat turun melaut.

Selain itu, konverter kit sangat ekonomis karena dapat menurunkan biaya operasional nelayan. Bila dibandingkan menggunakan BBM untuk sekali melaut nelayan lokal bisa menghabiskan delapan sampai 10 liter, tetapi dengan konverter kit satu tabung gas ukuran tiga kilogram bisa digunakan untuk 2 hingga 3 hari.

Mengenai alat konverter tersebut, kata dia, adalah karya Amin dikenal Amin Ben Gas (ABG), pria asal Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Setelah dilakukan uji coba selama 10 kali, alat koventer ini kemudian dilebel SNI untuk diproduksi massal yang pabriknya berada di Balaraja, Tangerang.

"Berdasarkan hitungan ekonomis nelayan bisa berhemat antara Rp70-Rp80 ribu bila dibandingkan membeli solar maupun bensin seharga Rp100 ribu penggunaan bahan bakar tiga hari. Kami berharap program ini disambut baik nelayan," harapnya.

Pihaknya berharap bila produk konverter ini bisa berkembang secara nasional, ketergantungan bahan bakar fosil akan berkurang sehingga nelayan dapat memanfatkan gas sebagai bahan bakar utama saat melaut.

Selain itu Kemenko Maritim juga telah memiliki program dari Presiden Joko Widodo untuk menggantikan fungsi BBM menuju gas sebagai bagian dari penggunaan energi terbarukan.

Bahkan pihaknya juga akan melakukan rapat dengan Pertamina sebagai penyuplai bahan bakar. Bila ini berjalan sesuai rencana akan dibangunkan pengisi LPG di Pelabuhan Paotere termasuk pabrik es yang menjadi salah satu bagian penting industri perikanan dan kelautan.

Perwakilan nelayan, Syarifuddin saat ditanya terkait dengan program konversi BBM ke gas sebagai salah satu alternatif bahan bakar nelayan saat melaut menyambut baik hal tersebut. Namun program itu jangan sampai salah sasaran.

"Kalau itu sudah kemauan pemerintah dan bisa berhemat kami ikut saja, asalkan kami nelayan ini tetap diperhatikan masalah kesejahteraan, kerena tidak semua nelayan itu mampu dan berpenghasilan besar, kalau tangkapan ikan besar dapat besar kalau kecil kita merugi," ujarnya.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024