Makassar (ANTARA Sulsel) - "Sagu Techno Park" menjadi salah satu alternatif model jaringan kerja sama dalam pengembangan tanaman sagu dan hal itu mengemuka pada Simposium Sagu Internasional di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.

"Konsep ini meliputi budidaya tanaman sagu, peningkatan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat lokal dan mempromosikan pangan lokal yang aman dan sehat," tutur peneliti sagu dari Universitas Ehime Osozawa Katsuya dalam presentasinya pada Simposium bertema "Inisiatif Lokal dalam Pengembangan Sagu untuk Ketahanan Pangan dan Ketahanan Sosial: Transformasi Pengetahuan ke Aksi".

Konsep "Sagu Techno Park" yang rencananya dibangun di Luwu ini, kata dia, awalnya dikembangkan berdasarkan persetujuan empat pemerintah daerah, yaitu Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Kota Palopo.

Ia menjelaskan bahwa terkait budidaya sagu, adalah penting untuk melakukan penelitian dalam memproduksi tanaman sagu superior dan memperkirakan produksi karbohidrat per pohon.

Informasi semacam ini, lanjut dia, hanya bisa diperoleh dari penelitian berkualitas tinggi dari seluruh dunia, termasuk dari "Sagu Palm Society".

Sementara terkait peningkatan kondisi sosial ekonomi, dia mengatakan, perlu dipertimbangkan dukungan dari industri kecil dan menengah Jepang agar produksi Indonesia dapat bersaing dengan negara lain seperti Malaysia.

Sedangkan sebagai pangan yang sehat, sagu terkenal memiliki karbohidrat murni dan bebas alergi.

Osozawa mengatakan, dengan konsep "Techno park" tersebut akan memberikan kesempatan pada pemerintah dan petani lokal untuk mendesain bingkai kerja pengembangan berdasarkan sumber daya lokal.

Kehadiran "Techno Park" juga akan memungkinkan diperolehnya dukungan dari peneliti dan lembaga penelitian baik lokal maupun internasional seperti Sago Palm Society.

"Di sisi lain, industri lokal juga akan berkembang, kalau perlu dengan kolaborasi bersama industri kecil dari negara lain, untuk memperoleh sumber daya manusia yang handal dan ahli," katanya.

Simposium Sagu Internasional ini dibuka oleh Wagub Sulsel Agus Arifin Nu`mang dan menghadirkan peneliti-peneliti yang berasal dari mancanegara seperti Jepang, Filipina dan Myanmar.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor :
Copyright © ANTARA 2024