Makassar (ANTARA Sulsel) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menargetkan ada 3.000 Elektronik Warung (e-warung) di seluruh Indonesia yang tersedia bagi masyarakat kurang mampu dan ekonomi lemah pada tahun 2017.

"Tahun depan kita berharap kita punya tiga ribu e-warung se Indonesia. Jadi sampai sekarang kita siapkan dulu dan menghitung kemampuan pasokan distribusi beras dari Bulog, distribusi gula minyak goreng dan tepung dari RNI," katanya di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu.

Selain itu, kata dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) setelah telah dirapatkan dan dipimpin langsung Presiden Joko Widodo dengan harapan makin banyaknya disiapkan e-warung bagi warga kurang mampu, maka makin mempercepat kesejahteraan masyarakatnya.

"Ini provinsi kedua setelah Jawa Timur. Jadi pemetaan ini dilakukan oleh Kementerian BUMN. Kementerian BUMN memetakan untuk Bank BNI di Jawa Timur. Bank BRI di Kawasan Indonesia Timur. Hari ini kita baru memulai e-warung pertama di Kota Makassar," paparnya kepada wartawan.

Saat ditanyakan ada ribuan penerima Program Keluarga Harapan, kata Khofifah, program ini baru uji coba. Sebab, baru melihat sistemnya apakah akan berjalan sesuai dengan harapan ataukah nanti dilakukan evaluasi kembali.

"Jadi yang menyiapkan sistemnya dari BRI, tetapi sistem ini sudah terkoneksi dengan empat bank BUMN lainnya. Kemudian kita akan menghitung kemampuan mulai distribusi dari Bulog dan kemampuan distribusi dari RNI. Karena bagi Indonesia beras adalah komoditas yang punya sensitifitas tinggi," beber dia.

Kendati demikian, lanjutnya, pihaknya akan menghitung distribusi Beras Sejahtera (Rasra) dari Bulog sehingga berapa banyak, e-warung yang akan disiapkan bisa didukung untuk disuplai, sehingga jangan sampai dibikin banyak akhirnya kewalahan distribusinya.

Mengenai kemampuannya, kata dia, maksimal 63 persen se Indonesia. Mantan anggota Komisi VII DPR itu menyatakan masih butuh waktu, sehingga sampai Desember pihaknya berharap 10 provinsi bisa memberikan suplai.

Untuk penyediaan e-warung sendiri, ujar mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan ini menegaskan e-warung syaratnya harus terkoneksi dengan internet, sehingga akan dilihat bila distribusi tersebut lancar dan kalau terhambat akan dievaluasi.

"Harapan kita bawah masyarakat kurang mampu yang menerima berbagai bantuan sosial. Kalau nanti e-warung ini ada tidak ada lagi ditemukan beras berkutu, mereka akan memilih beras, minyak goreng, gula dan tepung, mana mereka akan beli. Empat dari sembako itu disiapkan di e-warung," katanya.

Menurutnya, ini adalah upaya untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat, nanti bisa dicek harga di e-warung dengan warung di sebalah kanan dan kirinya berapa bedanya. Dari uji coba yang dilakukan di Malang, Sidoarjo, dan Mojokerto ternyata harga gulanya jauh berbeda.

"Dari murahnya harga bisa disuplai di masing-masing e-warung, bisa ditekan harganya. Memang mata rantai distribusi terpotong dari agen. Seperti dari Bulog maupun RNI langsung di e-warung. Nah, mata rantai distribusi bahan pokok tentu akan menjadi murah. Kalau ini bisa kita suplai kepada keluarga kurang mampu maka tentu tambahan gizi akan bisa disupport," tambahnya.

Khofifah juga meresmikan e-warung pertama di Makassar tepatnya di kantor Kecamatan Tallo. Dirinya didampingi Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dan Camat Tallo Zainal Takko serta Pimpinan Wilayah BRI Makassar Kuswiyoto sebagai leading sektor pengadaan kartu elektronik.

E-warung tersebut merupakan program Presiden Joko Widodo tentang pergantian Beras Rakyat Miskin (Raskin) ke e-Warung atau Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Kantor Camat Tallo, Makassar sebagai percontohan pertama di Sulsel.

E-warung Kube diperuntukkan bagi PKH dan dikelola secara digital yang menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari dengan harga murah bagi anggota keluarga miskin. Bahkan layanan tersebut juga dijadikan tempat pemasaran produk Kube dan hasil usaha ekonomi produktif dari peserta PKH.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024