Kupang (ANTAR Sulsel) - Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Klas I Kupang Sumawan mengatakan, gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), pada Rabu pukul 14.01 WITA akibat aktivitas subduksi lempeng.

"Hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map), menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan di daerah Oesuenu, Toineke, Taus, Noilmuke, Kiupoat, Hautimun, dan Kolbano pada skala intensitas II SIG BMKG (II-III MMI)," kata Sumawan kepada Antara di Kupang, Rabu.

Di daerah ini, kata dia menjelaskan, gempa bumi dirasakan oleh orang banyak namun demikian hingga saat ini belum ada laporan kerusakan.

Menurut dia, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi tektonik dangkal dengan episenter di zona penyusupan lempeng dangkal (zona megathrust).

Jika melihat hiposenternya di kedalaman 10 km, maka diyakini bahwa gempa bumi ini disebabkan oleh adanya deformasi dangkal tepat di bidang kontak antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Euroasia.

Catatan sejarah kegempaan menunjukkan bahwa, hingga saat ini zona gempa di selatan Timor, belum pernah terjadi gempa bumi kuat.

Beberapa ahli menyebut bahwa zona ini memang kurang aktif tetapi juga bukan merupakan zona sepi gempabumi (seismic gap).

Dia menambahkan, hasil monitoring BMKG hingga saat ini belum terjadi gempabumi susulan.

Untuk itu masyarakat pesisir selatan Pulau Timor dihimbau agar tetap tenang mengingat gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

Gempa bumi berkekuatan 5.0 skala richter (SR), Rabu pukul 14.01 WITA, menguncang wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Gempa tersebut berlokasi pada 10.47 lintang selatan (LS)-124.53 bujur timur (BT).

Gempa terjadi pada 78 Km Tenggara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Gempa tersebut terjadi pada kedalaman 10 Km. 

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024