Makassar (ANTARA Sulsel) - Lomba melukis dengan tema "Perspektif Kota Makassar setelah Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia yang ke-64" digelar di anjungan Pantai Losari, Minggu.
"Ini adalah bagian dari Gebyar Ramadhan. Sebelumnya kita telah melakukan lomba busana muslim dan lomba musik beduk," kata salah seorang panitia, Rina.
Sedikitnya 100 pengunjung dari barbagai kalangan ikut dalam lomba yang di gelar oleh Gajah Mada Production bekerjasama dengan salah satu media cetak lokal.
"Kita memilih Pantai Losari karena daerah ini adalah area publik sehingga siapa saja bisa mengekspresikan dirinya, mulai dari muda, tua, laki-laki dan perempuan," tuturnya
Sebanyak 100 "face" disiapkan oleh panitia, di spanduk yang dibentangkan di sepanjang pagar anjungan, hanya dalam tempo satu jam terisi semua oleh seniman dadakan.
Menurut dia, panitia memberikan keleluasaan kepada peserta untuk melukis apa saja, selama unsur lukisannya mencerminkan nilai-nilai budaya bangsa dan punya makna bagi kemerdekaan.
Rina mengatakan kegiatan tersebut juga untuk memberikan kebebasan masyarakat umum untuk menyalurkan bakat seni yang terpendam pada masing-masing orang.
Menurut salah seorang peserta, Nursadiq, melukis adalah wahana kreasi yang sangat positif untuk mengisi waktu sebelum buka puasa.
"Tadinya saya cuma ingin menikmati pemandangan di sini sambil menunggu waktu berbuka. Ternyata ada lomba lukis, saya rasa kegiatan yang seperti ini perlu ditumbuhkan," ucapnya.
(T.PSO-099/B013)
"Ini adalah bagian dari Gebyar Ramadhan. Sebelumnya kita telah melakukan lomba busana muslim dan lomba musik beduk," kata salah seorang panitia, Rina.
Sedikitnya 100 pengunjung dari barbagai kalangan ikut dalam lomba yang di gelar oleh Gajah Mada Production bekerjasama dengan salah satu media cetak lokal.
"Kita memilih Pantai Losari karena daerah ini adalah area publik sehingga siapa saja bisa mengekspresikan dirinya, mulai dari muda, tua, laki-laki dan perempuan," tuturnya
Sebanyak 100 "face" disiapkan oleh panitia, di spanduk yang dibentangkan di sepanjang pagar anjungan, hanya dalam tempo satu jam terisi semua oleh seniman dadakan.
Menurut dia, panitia memberikan keleluasaan kepada peserta untuk melukis apa saja, selama unsur lukisannya mencerminkan nilai-nilai budaya bangsa dan punya makna bagi kemerdekaan.
Rina mengatakan kegiatan tersebut juga untuk memberikan kebebasan masyarakat umum untuk menyalurkan bakat seni yang terpendam pada masing-masing orang.
Menurut salah seorang peserta, Nursadiq, melukis adalah wahana kreasi yang sangat positif untuk mengisi waktu sebelum buka puasa.
"Tadinya saya cuma ingin menikmati pemandangan di sini sambil menunggu waktu berbuka. Ternyata ada lomba lukis, saya rasa kegiatan yang seperti ini perlu ditumbuhkan," ucapnya.
(T.PSO-099/B013)