Makassar (ANTARA Sulsel) - Panitia Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golongan Karya Sulawesi Selatan telah mengusulkan penjadwalan Musda pada 31 Agustus-1 September 2016.

"Kami hanya mengusulkan penentuan jadwal paling tidak diputuskan DPP Golkar akhir Agustus ini, sebab bukan hanya Sulsel saja, ada beberapa daerah yang juga punya agenda sama," tutur Ketua Panitia Musda Golkar Sulsel Hoist Bachtiar di Makassar, Selasa.

Menurut dia awalnya dijadwalkan pada 27-28 Agustus, namun karena beberapa pertimbangan akhirnya di jadwalkan ulang selama dua hari, yakni 31 Agustus-1 September 2016, mengingat jadwal tersebut disesuaikan dengan jadwal Ketua Umum Golkar Setya Novanto.

"Kami berharap Musda nanti dibuka Ketua Umum, dimundurkannya Musda ini karena ada pertimbangan-pertimbangan lain, yang jelas kita menunggu saja keputusan DPP agar diberikan kepastian," papar legislator DPRD Sulsel itu kepada wartawan.

Berdasarkan hasil rapat Organizing Committe (OC) Musda Golkar telah menentukan pelaksanaan rapat lima tahunan itu dengan dua pilihan tanggal 27-28 Agustus atau pada 31 Agustus-1 September.

Sesuai Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) partai berlambang pohon beringin ini tentang penyelenggaraan Musda provinsi dilaksanakan paling lambat Juli 2016. Pelaksanaan Musda di tingkat provinsi harus mendapat persetujuan dari DPP Golkar Pusat.

Sementara itu beberapa kandidat yang santer diisukan maju seperti mantan karateker Gubernur Sulsel Mayjen Purnawirawan Tanribali Lamo kini menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pertahanan dan Keamanan DPP Partai Golkar.

Kemudian Ichsan Yasin Limpo mantan Bupati Gowa dua priode kini menjabat Ketua PMI Sulsel dan menjabat di partai sebagai Bendahara Golkar Sulsel dan Ketua DPRD Sulsel HM Roem juga menjabat di Partai Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel akan ikut bertarung dalam perebutan kursi ketua.

Sedangkan Ketua DPD I Sulsel Syahrul Yasin Limpo belum memutuskan apakah akan kembali maju atau tidak.

"Saya tidak berani bilang saya maju, itu tergantung DPP. Prinsipnya saya tidak dalam posisi siap maju ataupun tidak. Kalau DPP memerintahkan saya maju dan mengambil amanah itu, maka saya maju," beber Tanribali kepada wartawan.

Kendati demikian, ada 10 poin yang menjadi sandungan Tanribali sebagai syarat Bakal Calon Ketua yang tertera dalam Juklak salah satunya pernah menjabat atau menjadi pengurus minimal lima tahun di partai tersebut.

Namun dirinya menyebut masih ada jalan lain, yakni ketika DPP Golkar Pusat mengeluarkan rekomendasinya menunjuk Bakal Calonnya sesuai yang tertera pada poin 11 dalam Juklak partai.

Sebelumnya Ichsan Yasin Limpo juga menyatakan kesiapannya untuk ikut bertarung bilamana kakak kandungnya Syahrul memilih tidak maju kembali pada Musda kali ini.

"Sikap saya, bila pak Syahrul tidak maju di Musda, mungkin saya akan maju. Tetapi kalau pak Syahrul maju menjadi kandidat, maka saya sudah sepakat bersama Pak Roem kita memperebutkan ketua dewan pertimbangan," katanya.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024