Makassar (ANTARA Sulsel) - Wakil Wali Kota Makassar Dr Syamsu Rizal memimpin rapat koordinasi untuk membahas langkah antisipasi dan pencegahan menyebarnya dengan bebas narkoba di kalangan masyarakat, apalagi setelah ditegaskan sebagai kota darurat narkoba.

"Indonesia saat ini sudah status darurat narkoba dan Makassar juga sudah menjadi sasaran empuk peredaran narkoba oleh bandar-bandar besar," katanya di Makassar, Rabu.

Syamsu Rizal yang juga Ketua Badan Narkotika Kota (BNK) Makassar itu mengatakan, pemberitaan media massa secara nasional maupun lokal di Sulawesi Selatan tentang seringnya polisi menggagalkan penyelundupan narkoba dengan skala besar menjadi ancaman.

Ia menyebutkan jika Makassar adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan ekonominya yang tinggi bahkan melampaui ekonomi Indonesia itu juga menjadi sasaran empuk pengedar.

Apalagi jumlah penduduk di Kota Makassar berdasarkan pendataan itu sudah mencapai angka 1,8 juta orang dan angka itu disebutnya bukanlah angka kecil untuk suatu kota.

"Narkoba kini menjadi momok mengerikan yang mengancam generasi muda bangsa ini. Kota Makassar juga saat ini sudah dinyatakan dalam kondisi darurat narkoba. Ini harus menjadi perhatian bersama kita," katanya.

Deng Ical (sapaan akrab wawali) menerangkan, dengan adanya koordinasi yang baik antarlembaga, diharapkan akan membentuk sinergitas yang terukur, dan terkoneksi dengan baik.

"Memerangi narkoba menjadi tugas bersama, bukan menjadi tugas orang tertentu atau lembaga tertentu saja, namun secara teknis berada di pundak kalian semua," jelasnya.

Direktur Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika (YKP2N) Makassar Andi Sulolipu yang hadir pada rakor itu juga mengharapkan agar para pengguna narkoba tidak dikriminalisasi, kecuali bagi pengedar yang layak dihukum berat.

"Kendala saat ini yang dihadapi bagi anak-anak yang sedang menjalani rehabilitasi maupun selepas rehab yakni persoalan pendidikan dan pekerjaan. Untuk itu dengan adanya koordinasi bersama Dinas Pendidikan hal tersebut dapat tertangani," ujarnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024