Makassar (ANTARA Sulsel) - Dirjen Bidang Perdagangan Luar Negeri (LN), Kementerian Perdagangan, Dody Edward mengatakan sinergitas antarlembaga akan mendukung kelancaran ekspor di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

"Jadi mengenai komunikasi saja, komunikasi antarlembaga, kalau itu teratasi tentu semua lancar, kalau bisa kirim langsung, kenapa tidak," kata Dody disela-sela pelepasan "Ekspor Merdeka" di Terminal Peti Kemas Makassar, Sabtu.

Pernyataan itu menanggapi ekspor komoditi di KTI yang telah dilakukan langsung ke luar negeri (direct call) sejak akhir 2015, tanpa melalui pintu pelabuhan di Surabaya atau Jakarta.

Sementara itu, Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo mengatakan Makassar yang merupakan ibu kota Provinsi Sulsel adalah hub di KTI mampu menghimpun komoditi dari KTI untuk di ekspor ke negara tujuan.

Dia mengatakan, Pelabuhan Makassar sudah memiliki fasilitas yang memadai, sehingga dapat melakukan pengiriman langsung ke luar negeri. "Ini menunjukkan kemerdekaan kita dalam mengekspor, yang juga dapat mengurangi biaya (cost), jika sebelumnya harus melalui Surabaya atau Jakarta," katanya.

"Oleh karena itu saya yakin dengan apa yang kita lakukan ini akan positif dan jika itu terjadi perputaran keuangan di ekonomi kita lebih besar lagi," ujarnya.

Sementara itu, Dirut PT Pelindo IV Makassar, Doso Agung mengatakan adanya pengiriman langsung itu mempengaruhi volume pengiriman ke luar negeri.

Sebagai gambaran, kalau sebelumnya hanya terdapat pengiriman komoditi ekspor ke negara tujuan sebanyak 48 kontainer per minggu, kini sudah mencapai 350 kontainer per minggu.

Dia mengatakan setelah membuka koridor pengiriman langsung di Makassar, maka pada Desember 2016 akan membuka empat koridor lagi untuk "direct call".

Keempat koridor itu adalah Bitung, Sulawesi Utara, Balikpapan, Kaltim, Kalimantan utara dan Papua. Koridor tersebut akan saling terkoneksi, sehingga efisiensi dapat tercapai dan mendukung aktivitas perekonomian di KTI.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024