Wajo, (Antara) - Pemerintah Kabupaten Wajo melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata saat ini tengah intens melakukan upaya pelestarian budaya salah satunya dengan menggelar kontes adu ayam bekerjasama dengan Perkumpulan Penghobi Ayam Kontes Nusantara (PPAKN) Kabupaten Wajo di Stadion Andi Ninnong, Sengkang, Minggu.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata Kabupaten Wajo, Andi Darmawangsah, mengatakan adu ayam bagi masyarakat Wajo merupakan salah satu budaya yang diwariskan sejak dulu kala dan kerap dilaksanakan oleh kerajaan.

"Adu ayam pada prinsipnya adalah salah satu hobbi yang susah dihilangkan dalam masyarakat Wajo. Hanya saja dalam perjalanannya kerap disalahgunakan oleh sebagian orang dengan melakukan perjudian. Melalui kontes PPAKN ini, menunjukkan bahwa hobi ayam tidak harus berjudi," kata Darmawangsah.

Kepala Bidang Organisasi PPAKN Pengurus Cabang Wajo, Andi Pajung Peroe, mengatakan kontes ayam tersebut untuk pertama kalinya dilaksanakan di Wajo. Sebelumnya sudah dilakukan di Makassar, Bulukumba, dan Maros.

"Selama ini image tentang penghobby ayam Bangkok itu selalu identik dengan judi, sehingga dengan adanya kegiatan ini kami berharap akan menepis image masyarakat tersebut," kata Andi Pajung.

Menurutnya, dalam kontes tersebut ayam yang diadu tidak sampai kalah. Bagian jalu ayam jantan dibungkus dengan kain. Pertandingan pun dibatasi waktu hanya 2 kali 15 menit, tidak seperti pada saat judi yang dibatasi waktu 6 kali 15 menit.

Sementara itu, Ketua PPAKN Sulawesi Selatan Andi Aan Koneri mengatakan PPAKN adalah sebuah wadah organisasi non-judi yang bertujuan untuk merangkul para pecinta dan penghobbi ayam laga tanpa judi. Di sisi lain, langkah dari PPAKN tersebut dalam menjaga warisan budaya.


"Seperti yang kami lakukan ini, sebenarnya hanya untuk penyaluran hobby bagi para pecinta ayam laga tanpa judi sekaligus untuk menekan angka perjudian," ujarnya.

Pewarta : Adi Pallawalino
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024