Makassar (ANTARA Sulsel) - Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal meminta kepada semua pihak yang konsen menangani masalah HIV/AIDS agar bisa bersama-sama dalam menekan angka penderitanya.

"Semua pihak yang konsen menangani masalah HIV/AIDS ini sebaiknya dilakukan secara bersama-sama dan meniadakan ego sektoral supaya hasilnya maksimal," ujarnya di Makassar, Senin.

Syamsu Rizal saat memberikan sambutannya pada kegiatan koordinasi lintas sektoral itu berharap forum-forum yang diadakan seperti ini bisa menjadi media komunikasi dan koordinasi dalam menekan maupun memerangi penyebaran HIV/AIDS.

Menurut dia, penanganan HIV/AIDS tidak akan tuntas sesegera mungkin jika dilakukan dengan ego sektoral atau sendiri- sendiri tanpa melibatkan semua pihak.

"Meski pun kita bekerja keras, namun itu dilakukan sendiri-sendiri, saya pastikan itu tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Tapi kalau dikerjakan bersama-sama pasti hasilnya maksimal," katanya.

Deng Ical sapaan akrab Wawali Makassar meyakini bahwa sebesar apapun tantangan dan persoalan jika dikerjakan dan dihadapi secara bekerjasama akan mendapat hasil maksimal.

"Kalau semua pihak bekerjasama dengan baik, toh datanya bisa disinkronkan untuk dikelola. Data yang akurat bisa lebih mudah ditangani daripada data yang beda," jelasnya.

Selain itu, Deng Ical juga mengebutkan bahwa HIV/AIDS dan narkoba seperti fenomena gunung es yang terlihat mungkin tidak seberapa namun didalamnya begitu besar, sehingga dibutuhkan tindakan dan gerakan massif.

Olehnya peran keluarga juga sangat penting dalam pencegahan secara dini karena pendekatan ikatan emosional dapat merubah pola pikir seorang korban.

Sementara itu,data Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel untuk kasus HIV dan AIDS sampai pada Juli 2015 tercatat mencapai 10.317 orang dengan rincian HIV 6.442 orang dan AIDS 3.875 orang.

Jenis kelamin lebih banyak laki-laki sebanyak 6.748 orang atau 65 persen, perempuan 3.281 orang atau 31,8 persen, tidak diketahui diperkirakan trans gender 288 orang atau 2,8 persen. Umumnya usia produktif yang berumur 25-49 tahun 84,17 persen dan berumur 15-24 tahun 30,62 persen.

Penularan virus HIV dari faktor resiko, yang tinggi lain lain sebanyak 65 persen di dalamnya ada Ibu Rumah Tangga (IRT) sebesar 30 persen, Heteroseksual 21 persen, Homoseksual 11 persen, Penasun 2,3 persen dan Trans Perinatal 0,5 persen.

Sementara itu berdasarkan data Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel tercacat ada 128 ribu orang pengguna dan pengedar serta bandar narkoba.

Sedangkan data Polda Sulsel untuk tindakpidana Narkotika di Sulsel pada 2014 mencapai 2.385 orang kemudian tahanan sampai 2014 sebanyak 4.530 orang. Pengguna sebanyak 3.029 orang dan pengedar serta bandar sebanyak 1.501 orang.

Data dari Kanwil Kemenhumham Prov Sulsel pada november 2015 sebanyak 6.536 warga binaan di lapas dan rutan terdapat 2.096 orang terkait kasus narkoba, 1.276 orang pengguna dan 817 orang bandar juga pengedar. Umumnya usia produktif yang berumur 25-49 tahun 84,17 persen dan berumur 15-24 tahun 30,62 persen.

"Keluarga sangat berperan dan pengaruh lingkungannya juga sangat penting mendukung kesembuhan korban Napza. Ajak mereka untuk mau direhabilitasi, minimal dimulai pada keluarga dulu," tambahnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024