Makassar (ANTARA Sulsel) - Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan tertarik menggunakan hasil karya dari Universitas Lampung yang menjadi 11 peserta terpilih diajang Pertamina Technopreneur Challenge (PTC) di Makassar, Sulsel, Rabu.

Perwakilan tim Universitas Lampung, Ari Wibowo di Makassar, menyatakan pihaknya memang dihubungi secara langsung oleh pihak yang mengaku dari dinas perikanan Kabupaten Jeneponto yang meminta kesediaanya memaparkan sistem kerja dari alat penangkap ikan ciptaannya tersebut.

"Kebetulan sebelum pemaparan karya ilmiah PTC hari ini, saya bertemu dengan pihak Pemkab Jeneponto yang selanjutnya menghubungi dinas perikanan disana (Jeneponto) dan teryata mengajak kami mempresentasikan alat ini," katanya.

Berdasarkan hasil komunikasi tersebut, kata dia, pihaknya diminta kesedian untuk datang ke Jeneponto pada Januari 2017. Pihaknya juga mengaku tidak keberatan asalkan bisa mendapatkan anggaran transportasi dan sebagainya.

Ia menjelaskan, jika pada akhirnya terjadi kesepakatan maka tentunya akan menyiapkan peralatan penangkapan ikan tersebut untuk kemudian diserahkan ke pihak Pemkab Jeneponto dalam hal ini dinas perikanan daerah itu.

"Alat yang kita ciptakan ini memang alat penagkapan ikan yang ramah lingkungan, dan bisa digunakan untuk nelayan tradisional, modern hingga industri. Inilah yang membuat Dinas Perikanan Jeneponto tertarik melakukan kerjasama," ujarnya.

Untuk peralatan penangkapan ikan yang membuatnya lolos dalam 11 tim terbaik PTC 2016, kata dia, karena merupakan teknologi serbaguna yang multifungsi yakni menggunakan lampu balon yang diciptakan khusus. Lampu ini di klaim membuat ikan bisa lebih tertarik dibandingkan dengan lampu petromaks yang selama ini digunakan para leyanan untuk menarik perhatian ikan.

Selain itu, lampu itu juga jenis led waterprof atau tahan air sehingga tidak khawatir akan mati saat menyentuh air laut. Untuk fasilitas ini memang hanya difokuskan bagi para nelayan tradisional yang belum terlalu memiliki banyak modal menjadi pengusaha.

"Lampu yang kita ciptakan itu memang begitu mirip dengan cahaya bulan sehingga lebih efektif dalam menarik ikan bahkan dengan jarak yang cukup jauh. Ini tentu keunggulan dibandingkan menggunakan lampu petromaks sebagai pencahayaan di bagan-bagan,"ujarnya.

Selanjutnya karya kedua yakni kapal yang sengaja dibuat dari drum plastik. Ini dilakukan karena ikan cakalang atau tuna itu merupakan perenang yang cepat. Artinya jika kapan biasa maka bisa saja terbalik atau terdorong ke kiri dan kekanan yang akhirnya bisa lepas.

"Jika menggunakan kapal yang dibuat dari drum-drum plastik maka baik ikan tuna atau cakalang meski bolak-balik akan sulit lepas kembali,"sebutnya.

Begitupun karya ketiga dalam bentuk aroma khusus yang juga dapat menarik para ikan-ikan untuk mendekat dan bisa masuk ke jaring.

"Untuk jaringnya sendiri juga ramah lingkungan karena akan menyaring ikan yang sesuai standar atau layak ditangkap. Sementara yang kecil akan keluar secara otomatis dari jaring," katanya.

Pewarta : Abd Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024