Makassar (Antara Sulsel) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) untuk wilayah Sulawesi Selatan mengalami peningkatan siginifikan bahkan dipastikan melampaui target dengan pencapaian 5.363 agen hingga Desember 2016.

Kepala Bagian Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Keuangan Daerah OJK Salampua, Muhammad Yusuf di Makassar, Senin, mengatakan untuk wilayah Sulawesi Selatan sendiri memang pada awalnya hanya menargetkan sebanyak 4.791 agen laku pandai pada 2016.

"Untuk jumlah agen laku pandai sudah mencapai 5.363 agen laku pandai hingga Desember 2016. Ini tentunya jauh dari target awal yang hanya 4.791 agen," katanya.

Sementara jika diperbandingkan sejak Juli 2016 yang sebanyak 3.576 agen, kata dia, maka terjadi peningkatan ribuan agen baru hingga Desember 2016. Jumlah itu juga jauh lebih tinggi lagi jika dibandingkan pada Desember 2015 yang hanya sekitar seribuan agen saja.

Mengenai target itu sendiri, OJK memang sejak awal begitu optimistis dapat merealisasikan hingga akhir 2016. Apalagi jika melihat kondisi sekarang yang bahkan sudah hampir tercapai meski baru berjalan selama enam bulan.

"Seluruh Agen Laku Pandai itu telah sukses membatangkan nasabah hingga 37.078 nasabah. Sementara untuk `outstanding` jumlah tabungan nasabah hingga Rp9,236,071,865," ujarnya.

Kepala Kantor OJK Regional VI Bambang Kiswono, sebelumnya mengakui agen Laku Pandai itu memang cocok dan memiliki peran vital dalam meningkatkan perekonomian di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Alasannya, karena KTI memang memiliki banyak kendala seperti jarak yang begitu berjauhan termasuk wilayah yang cukup terpencil.

"Jadi jika bank-bank membuka cabang dan membuka akses kepada masyarakat, maka tentu biayanya begitu sangat mahal. Makanya peran agen Laku Pandai ini memang penting," ujarnya.

Menurut dia,keberadaan Agen Laku Pandai khususnya di Sulampua memang memberikan sebuah solusi. Sebab jika hanya menggunakan agen maka tentu dari hal biaya dan efisiensi juga tentu jauh lebih baik.

Termasuk jika harus membangun gedung baru di daerah tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Selain itu, lanjut dia, juga masih dibutuhkan sejumlah pegawai dan teknisi IT karena untuk mengoperasikan atau melayani masyarakat.

"Tentu beda dengan Laku Pandai yang hanya menjadikan agen. Agen itu tidak perlu bayar pegawai atau tidak digaji. Dia cukup kasih fee maka sudah bisa difungsikan,"ujarnya.

Pewarta : Abd Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024