Makassar (Antara Sulsel) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan menyatakan pertumbuhan ekonomi di provinsi Sulsel memang lebih tinggi dari nasional sekaligus menduduki peringkat tertinggi ketiga setelah Sulawesi Tengah dan Papua pada 2016.

"Sesuai rilis BPS PADA 6 Februari 2017, disebutkan pertumbuhan ekonomi sulsel itu lebih tinggi dari nasional 5.02 persen dan tertinggi ketiga setelah Sulawesi Tengah 9.98 persen dan Papua 9.21 persen," kata Kepala Bagian Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Keuangan Daerah OJK 6 Sulampua, Muhammad Yusuf, di Makassar, Selasa.

Ia menjelaskan, data yang diterima dari BPS Sulsel itu menjelaskan jika pertumbuhan ekonomi Sulsel tahun 2016 sebesar 7.41%, dengan nilai PDRB harga berlaku Rp. 379,20 Trilliun dan PDRB per kapita Rp. 44,06 Juta.

Di sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi sulsel bersumber dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga 5.48% dan pertumbuhan investasi 7.02%.

Secara sektoral, sumber pertumbuhan ekonomi sulsel terutama didorong oleh pertumbuhan sektor pertanian 8.08%, sektor perdagangan 9.87%, sektor industri pengolahan 8.15%, dan sektor konstruksi 6.75%.

"Adapun sektor jasa keuangan dan asuransi merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi 13.63% meski hanya memiliki andil 3.8% thd PDRB Sulsel,"katanya.

Sementara untuk perkembangan industri bank umum Sulsel per Desember 2016, kata dia, nilai aset industri bank umum Sulsel per Des 2016 sebesar Rp125,95 Trilliun tumbuh 7.13%.

Pertumbuhan aset tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit 11.73% dgn nominal mencapai Rp.106.12 Trilliun. Pertumbuhan kredit Sulsel tsb lebih tinggi dari pertumbuhan kredit nasional 10.08%.

Berdasarkan penggunaan, kredit produktif masih mendominasi 58.8% dibandingkan kredit konsumsi 41.2%. Namun pertumbuhan kredit produktif 8.94% tercatat dibawah pertumbuhan kredit konsumsi 15.96%. Pertumbuhan kredit produktif tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan Kredit Modal Kerja (KMK) 12.9% dari pada Kredit Investasi (KI) yg hanya tumbuh 1.93%.

Rendahnya pertumbuhan KI terkonfirmasi pada rendahnya pertumbuhan kredit di sektor industri pengolahan 1.27%, sektor pertambangan -18.04%, sektor LGA - 34.45%, Sektor transportasi pergudangan - 5.13%. Adapun sektor yg mencatat pertumbuhan kredit yang tinggi antara lain sektor pertanian 33.15%, sektor perikanan 34.1%, sektor konstruksi 21.97%, sektor akomodasi penyediaan makan minum 10.39%.

Di sisi lain, DPK hanya tumbuh 6.11% dengan nominal Rp. 83,26 Trilliun terutama didorong oleh pertumbuhan deposito 17.48% dan tabungan 6.83%, sdgkan Giro menurun - 16.14%. Secara struktur, DPK Sulsel masih didominasi Tabungan 54.16% disusul Deposito 32.58% dan terahir Giro 13.26%.

Pertumbuhan DPK yg dibawah pertumbuhan kredit tsb menyebabkan LDR bank umum Sulsel meningkat menjadi 127.46% (2015: 121.05%). Meski pertumbuhan kredit tinggi, industri bank umum Sulsel berhasil meningkatkan kualitas kredit dengan NPL yang semakin baik 2.24% (2015: 3.19%).

Pewarta : Abd Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024