Makassar (Antara Sulsel) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 6 Sulampua menyatakan dua sektor yakni perdagangan dan pertanian begitu mendominasi jumlah transaksi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di provinsi itu sepanjang 2016.

Kepala Bagian Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Keuangan Daerah OJK Salampua, Muhammad Yusuf di Makassar, Rabu, mengatakan dari dua sektor itu saja yakni perdagangan dan pertanian sudah mencapai hingga 86 persen dari total KUR yang terserap hingga akhir Desember 2016.

"Untuk KUR dari sektor perdagangan misalnya yakni mencapai 61,76 persen. Ditambah dari sektor pertanian yang juga masih konsisten sebagai penyumbang terbanyak dengan 24,44 persen," katanya.

Berdasarkan data yang ada maka untuk KUR sektor perdagangan di Sulsel itu terdapat sebanyak 127.788 debitur. Sementara dari sektor pertanian juga menyumbangkan begitu banyak yakni 46.275 debitur hingga akhir 2016.

Mengenai besarnya atau dominannya dua sektor itu sebagai penyumbang terbesar terhadap KUR, dirinya kembali melihat hal itu dikarenakan karena dua sektor itu memang tengah menjadi sektor yang paling memiliki prospek.

Misalnya dari sektor perdagangan, maraknya bisnis kuliner di Makassar dan Sulsel ikut mendorong meningkatkan jumlah KUR. Khusus di Makassar, ini juga tentu tidak bisa dilepaskan dari komitmen Pemkot Makassar yang fokus dalam bisnis kuliner.

Keputusan menjadikan kuliner sebagai salah satu daya tarik bagi masyarakat atau wisatawan untuk berkunjung ke Kota Daeng, juga membuat dominasi perdagangan begitu siginifikan sepanjang 2016.

Apalagi Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal beberapa waktu lalu juga menyatakan jika fokus utama dalam menarik pengunjung yakni dengan adanya banyak menu-menu pilihan yang tersebar disejumlah sudut di Kota Angging Mammiri.

"Untuk dua sektor itu memang begitu mendominasi. Selain itu adapula peningkatan dari sektor industri pengolahan dan jasa kemasyarakatan yang juga mencapai 4 persen,"katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan menyebutkan pertumbuhan ekonomi di provinsi Sulsel memang lebih tinggi dari nasional sekaligus menduduki peringkat tertinggi ketiga setelah Sulawesi Tengah dan Papua pada 2016.

"Sesuai rilis BPS PADA 6 Februari 2017, disebutkan pertumbuhan ekonomi sulsel itu lebih tinggi dari nasional 5.02% dan tertinggi ketiga setelah Sulawesi Tengah 9.98% dan Papua 9.21%," sebutnya.

Ia menjelaskan, data yang diterima dari BPS Sulsel itu menjelaskan jika pertumbuhan ekonomi Sulsel tahun 2016 sebesar 7.41%, dengan nilai PDRB harga berlaku Rp. 379,20 Trilliun dan PDRB per kapita Rp. 44,06 Juta.

Di sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi sulsel bersumber dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga 5.48% dan pertumbuhan investasi 7.02%.

Secara sektoral, sumber pertumbuhan ekonomi sulsel terutama didorong oleh pertumbuhan sektor pertanian 8.08%, sektor perdagangan 9.87%, sektor industri pengolahan 8.15%, dan sektor konstruksi 6.75%.

"Adapun sektor jasa keuangan dan asuransi merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi 13.63% meski hanya memiliki andil 3.8% thd PDRB Sulsel,"katanya.

Sementara untuk perkembangan industri bank umum Sulsel per Desember 2016, kata dia, nilai aset industri bank umum Sulsel per Des 2016 sebesar Rp125,95 Trilliun tumbuh 7.13%.

Pertumbuhan aset tsb didorong oleh pertumbuhan kredit 11.73% dgn nominal mencapai Rp.106.12 Trilliun. Pertumbuhan kredit Sulsel tsb lebih tinggi dari pertumbuhan kredit nasional 10.08%.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024