Makassar (Antara Sulsel) - Sebanyak 26 ribu lebih guru di Sulawesi Selatan akan mendapatkan pelatihan-pelatihan dalam peningkatan kompetensi guru dalam menghadapi tantangan zaman.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Pusat, Muhammad Ramli Rahim pada peluncuran "Rumah Belajar Guru Indonesia" di Makassar, Selasa, mengatakan, program peningkatan kompetensi guru menjadi program utama didirikannya organisasi profesi tersebut.

"IGI lahir di tahun 2000 dan diakui oleh negara pada 2009. Dasar pendirian IGI adalah untuk peningkatan kompetensi guru demi menjawab tantangan zaman yang semakin canggih dengan sistem digitalisasi ini," ujarnya.

Dia mengatakan, rumah belajar guru dihadirkan untuk melakukan revolusi pendidikan terutama dalam sistem pembelajaran bagi guru dan murid, khususnya di Sulsel.

Ramli Rahim menjelaskan rumah pelatihan atau rumah belajar guru diharapkan dapat mengubah kompetensi guru-guru di Indonesia agar lebih baik lagi.

"Peningkatan sumber daya manusia (SDM) adalah kewajiban kami sebagai para guru, tetapi bagaimana jika kompetensi gurunya masih sama sejak dulu, artinya kita gagal dalam mencetak generasi emas bangsa," katanya.

Salah satu contoh yang ditemuinya di banyak daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke, masih banyaknya guru-guru yang belum bersahabat dengan teknologi atau belum faham mengoperasikan telepon cerdas (smartphone).

Menurut dia, smartphone yang hampir semua orang menggunakannya ini akan menjadi alat bantu guru-guru dalam meningkatkan SDM para generasi sekarang karena smartphone dan tablet bisa dijadikan sarana dalam pembelajaran atau transfer ilmu pengetahuan.

"Masih banyak guru di Sulsel yang masih sedikit canggung untuk belajar ke IGI. Tapi kita akan siap dan kapanpun dibutuhkan dalam peningkatan kompetensi guru-guru itu," jelasnya.

President Corporate Business and Corporate Affairs PT Samsung Electronics Indonesia, Kang Hyun Lee mengatakan, pelatihan diharapkan dapat membuat guru-guru semakin dekat dengan teknologi dan bisa memanfaatkannya untuk menciptakan metode belajar-mengajar yang lebih efisien, menarik dan interaktif dengan para siswa.

"Sebuah penelitian yang dibuat National Institute of Multimedia Education di Jepang mengatakan bahwa kelas berbasis ICT atau metode belajar mengajar yang menggunakan gadget dan teknologi mempunyai dampak positif yang signifikan bagi siswa," katanya.

Kang Hyun Lee juga mengatakan, metode pembelajaran saat ini membuat para guru dapat memiliki pemahaman yang lebih lengkap sekaligus memiliki practical dan presentation skill terhadap pelajaran-pelajaran yang diajarkan, terutama Matematika, Sains dan Ilmu Sosial.

Sebagai fasilitas, Samsung Smart Learning Class ini dilengkapi dengan sekitar 23 buah Samsung Galaxy Tablet A8 dan perangkat-perangkat pendukung sebuah kelas berbasis ICT, seperti monitor TV, koneksi internet hingga printer.

"Kami berharap fasilitas dan pelatihan-pelatihan dasar penggunaan tablet serta e-learning yang dirancang oleh IGI dapat membawa kemajuan pada sistem pendidikan dan metode pengajaran di Indonesia," ucapnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024