Makassar (Antara Sulsel) - Anggota DPRD Sulawesi Selatan dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) mengunjungi korban ledakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 74.905.15 di Tugu Kuda Pertigaan Kabupaten Maros-Makassar, Sulsel.

"Kita berharap pihak perusahaan hadir mendampingi korban selama di Rumah Sakit Salewangang Maupun Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar," kata Irfan AB saat membesuk korban di IGD Rumah sakit Salewangan Maros, Rabu.

Menurutnya perusahaan SPBU yang berada di Kabupaten Maros dan sekitarnya dapat mengambil hikmah dari Kejadian tersebut, dimana faktor keselamatan kerja harus menjadi bagian dari Standar Operasional Prosedur di setiap SPBU.

Selain itu pihaknya mengharapkan agar kejadian itu tidak berulang. Dari delapan orang korban ledakan, kata dia dua orang yakni Sunardi (18) mengalami luka bakar di bawah 50 persen dan Firman (20) mengalami luka ringan .

Sementara dua korban lain, Rizal (19) dan Suardi (22) mengalami luka ringan sudah dipulangkan. Keempat korban menjalani perawatan di RS Salewangan. Untuk empat korban lainnya dibawa Ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar untuk mendapat penanganan intensif.

Empat orang tersebut masing-masing Abd Razak (40), Rico Tendean (40), Jamaluddin (30) dan Andi Makkulau (28) dirujuk ke Wahidin karena mengalami luka bakar di atas 50 persen.

Irfan mengatakan berdasarkan informasi dari seorang perawat bernama Hasnia menyampaikan bahwa seluruh biaya perawatan korban ditanggulangi lewat BPJS tenaga kerja dan dari Perusahaan SPBU bersangkutan.

"Musibah bisa menimpa siapa saja dan dimana saja. Begitu tipis dinding pemisah antara kita, dengan musibah yang bisa menghampiri kita," tambahnya.

Sebelumnya, ledakan di SPBU tersebut terjadi pada Selasa (7/3) sekitar pukul 19.45 WITA di jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Pettuadae, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulsel.

Ledakan terjadi di tangki penampungan bahan bakar jenis Premium. Awalnya, operator membersihkan tabung tangki premium dengan menggunkan alat pembersih tenaga listrik.

Namun naas saat pembersihan alat yang digunakan itu diduga mengeluarkan percikan api yang kemudian memicu ledakan. Delapan orang menjadi korban dalam kejadian itu, dan tidak ada meninggal dunia.

Kepala Polisi Resor (Kapolres) Kabupaten Maros Anjun Komisaris Besar Polisi, Erik Ferdinan mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan dan segera mengumumkan hasil resmi dari kejadian tersebut.

"Mengenai penyebab persisnya akan kita umumkan resmi, tetapi dugaan sementara api dipicu dari sinyal ponsel yang aktif digunakan operator saat membersihkan tangki tersebut," katanya.

Saat ini lokasi ledakan dipasangi garis polisi dan tidak difungsikan sementara sampai inseden itu diproses karena ditengarai ada unsur kelalaian.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024