Makassar (Antara Sulsel) - Penulis Skenario `Pamanca The Movie` Barnadi Zakaria mengaku mengangkat sejarah kearifan lokal Sulawesi Selatan dalam bentuk film sekaligus mengajarkan kepada generasi sekarang dan yang akan datang tentang filosofi tersebut.

"Saya tidak mau terlalu jauh membahas sejarah dan inipun pasti akan menimbulkan perdebatan. Yang kami tahu itu tentang `Pamanca` sudah ada sejak zaman kerajaan dan sekarang ini sudah tergerus oleh zaman," ujarnya di Makassar, Minggu.

Mengenai film yang diangkatnya itu, Barnadi juga sedikit membeberkan alur cerita film yang akan melibatkan dua aktor laga dunia, Jackie Chan dan Jet Li garapan Rapindo Galesong Film yang bermarkas di Makassar.

Barnadi mengatakan, film ini latar tahun 1800-an di wilayah sekitar Sulawesi Selatan. Film ini diawali dengan cerita lahirnya pemeran utama, yang kelak menjadi seorang jago pamanca atau silat khas Makassar-bugis.

Pemaran utama ini lahir dari keluarga tobarani atau orang-orang pemberani, yang pada jaman penjajahan Belanda dan masa perang kerajaan di Sulsel selalu digunakan atau dilibatkan dalam pertempuran baik antar kerajaan atau melawan penjajah.

"Kita awali dengan membangun tokoh utama di sebuah kampung terpencil dekat dengan Kerajaan Gowa, yang kita sebut Galesong, (yang berada) di pesisir Galesong," ulasnya.

Tokoh utama kemudian ditinggal pergi oleh ibunya, sementara ayahnya ikut dalam panggilan tobarani untuk membantu perang di salah satu wilayah nusantara ini.

"Pemaran utama kemudian dibesarkan oleh pamannya, dia juga keluarga tobarani dan dia dibesarkan oleh dua orang sepupu, laki-laki dan perempuan. saya tidak perlu sebut namanya," beber Barnadi.

Dalam dalam perjalanan film, tokoh utama akan ketemu dengan para jagoan lainnya di sebuah perjamuan atau pesta adat di sebuah kampung. Di acara itu ada arena pertarungan yang nenurut Barnadi, arena itu disebut abbatte` atau adu tarung antara para pamanca.

"Kalo dalam manca itu ada namanya manca parade, ketika masyarakat kita mengadakan perjamuan, pesta maka berdatangan orang untuk mengadu mancanya," jelasnya.

Nah, di acara parade manca itu tokoh utama bertemu dengan pedagang Tionghoa bernama Xixiu. Tokoh Xixiu ini kemungkinan diisi oleh tokoh yang berada di China. Karena dia juga pedangan China. Dari pertemuan itu, Xixiu tertarik terhadap gerakan pamanca khas Sulsel yang dimiliki oleh tokoh utama itu.

"Maka diajaklah tokoh utama turut serta sambil diajari ilmu dagang dan ilmu akuntansi. dan seterusnya. Tokoh pedangan asal Tionghoa inilah kemungkinan akan diisi Jackie Chan atau Jet Li, " beber Barnadi lagi.

Menurutnya, yang pasti bahwa tokoh Tionghoa yang disiapkan ada beberapa orang, bukan hanya karakter si Xixiu. "Kita juga punya seorang gadis cantik bernama Wanmei dalam tokoh ini. Menurut produser Wanmei akan diisi artis cantik bergrade A."

Barnadi juga berani beradu ide terhadap skenario yang disusunnya. Keberaniannya beradu itu, karena menurutnya dirinya mengkombinasi empat referensi dalam film ini. Pertama film romantis, film sejarah, film laga, dan film fantasi.

"Kita mengkombinasi empat referensi film. Fantasi seperti Lord of the Ring. Makanya film kami ini tidak viewer film historis untuk menghindari perdebatan historis dan opini liar. Kami menyebut film kolosal, fiksi fantasi tahun 1800. " kata Barnadi.

Dalam film juga akan banyak menggunakan bahasa dan kata Makassar, karena itu pemain yang nantinya tidak bisa berbahasa Makassar akan di karantina untuk belajar.

"Kita akan memakai bahasa Makassar, kalau pun ada pemain tidak bisa bahasa Makassar itulah yang kami karantina. Kita ajarkan bagaimana menyebut kata tabe, paraikatte, dan sebagainya," ucapnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024