Makassar (Antara Sulsel) - Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) Syahrul Yasin Limpo menilai pola rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN) perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ASN.

Menurut Syahrul yang yang juga menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) ditemui di Makassar, Rabu, penilaian Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur yang mengakui kualitas ASN saat ini masih rendah, adalah dampak dari pola rekruitmen ASN selama tiga puluh tahun terakhir.

"Tingkat pendidikan yang ada di pegawai kita masih rata rata S1 ke bawah, bahkan SMA ke bawah, tentu ini perlu diperbaiki," ujarnya.

Syahrul mengatakan jika kemudian ada kualitas SDM ASN yang masih rendah, pada posisi itu Menpan harus bisa memberikan suatu program stimulan atau program terobosan yang bisa mengangkat kapasitas SDM ASN.

Dalam penilaiannya, menurut Syahrul, tidak bisa dipungkiri, terjadi ketimpangan dalam kualitas SDM ASN antar wilayah di Indonesia. Kualitas SDM ASN di Pulau Jawa, kata dia, masih jauh lebih baik dibandingkan di luar Jawa.

Namun di Sulsel sendiri, lanjut Syahrul, pihaknya telah berupaya meningkatkan kualitas SDM ASN dengan mengikutkan aparat pemerintah tersebut dalam pendidikan dan pelatihan secara berjenjang.

"Kita mencoba memperbaiki kualitas SDM kita, dan 5 sampai 10 tahun terakhir ini, saya kira sudah semakin bagus," kata Syahrul.

Meski demikian dengan semakin berkembangnya ilmu dan akselerasi kemajuan masyarakat yang semakin cepat, lanjutnya, kapasitas SDM ASN juga perlu semakin ditingkatkan.

"Kalau tidak diimbangi dengan training yang kuat dari aparat, aparat tidak akan cukup mampu mengelola tugasnya yang juga semakin berkembang," pungkas dia.

Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur mengatakan kualitas ASN saat ini masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Asman, rendahnya kualitas ASN ini terlihat dari latar belakang pendidikan yang dimiliki.Dari total pegawai negeri sipil (PNS) di Indonesia yang berjumlah 4,475 juta, menurut dia, 64% di antaranya hanya memiliki kemampuan administratif.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024