Manokwari (Antara Sulsel) - Bencana banjir menerjang dua hektare lahan pertanian di wilayah Kampung Wariori, Distrik Masni, Manokwari, Papua Barat pada Senin (20/3).

Kepala Kampung Wariori, Albertinus Gazal di Manokwari, Selasa, mengatakan banjir di wilayah tersebut sudah sering terjadi. Total lahan pertanian yang terkena dampak banjir sejak tahun 2014 hingga kini sudah sekitar 35 hektare.

Dia mengatakan banjir pada Senin lalu (20/3) menerjang dua hektere lahan palawija yang siap panen.

"Tanaman cabai, melon dan beberapa tanaman palawija lainya gagal panen. Kasian, padahal petani sudah bersiap-siap untuk panen. Mereka terlambat karena banjir datang tiba-tiba," kata dia.

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Manokwari kurang serius mengatasi banjir di wilayah tersebut. Beberapa kali pihaknya menyampaikan persoalan tersebut ke wakil bupati, Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum, namun belum ada upaya pemerintah untuk mengatasinya.

Dia mengungkapkan lahan tanaman palawija itu berada di sekitar sungai yang baru terbentuk akibat banjir pada 2014.

Lahan tersebut semula merupakan lahan tanaman padi. Lahan tersebut tak bisa digarap lagi karena volume air cukup deras.

"Selain lahan padi, ada lahan kakao seluas dua hektare yang juga terkena dampak banjir 2014. Semua tidak bisa digarap lagi karena sudah jadi sungai," sebutnya lagi.

Dia menambahkan selama musim hujan kali ini banjir besar sudah terjadi dua kali. Warga pun resah karena pemukiman mereka hanya berjarak 200 meter dari bibir sungai.

Albertus berharap Dinas Pertanian bergegas berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Kepala daerah.

Ia menginginkan penanganan dilakukan secepatnya sebab banjir tersebut mengancam lahan pertanian lainnya.

"Sekarang petani hanya bisa menggarap lahan seadanya sambil menunggu itikad pemerintah daerah menangani persoalan ini. Mereka rajin membayar pajak, tolong diprioritaskan," katanya.           

Pewarta : Toyiban
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024