Makassar (Antara Sulsel) - Camat Biringkanaya Andi Syahrum Makkuradde bersama para tokoh masyarakat, aktivis dan pemerhati pendidikan melakukan penertiban spanduk dan membuka gembok tiga sekolah dasar di wilayahnya.

"Kita sudah bertemu dengan pihak ahli waris dan anggota Komisi A DPRD Makassar agar membuka gembok untuk kepentingan belajar mengajar anak-anak kita," ujar Syahrum Makkuradde di Makassar, Kamis.

Camat bersama semua unsur masyarakat itu melakukan pembersihan spanduk-spanduk dan pamflet serta membuka gembok sekolah pada malam harinya setelah ada kesepakatan untuk mencari solusi tersebut.

Syahrum juga mengaku jika ahli waris sepakat dengan pihak pemerintah kota untuk membuka gembok tersebut dan melanjutkan penyelesaian masalah itu melalui mediasi Komisi A DPRD Makassar.

"Besok pihak ahli waris dan dinas pendidikan akan bertemu di DPRD Makassar untuk membahas masalah itu dan aktivitas belajar mengajar akan tetap berjalan," katanya.

Sekretaris Komisi A DPRD Kota Makassar, Mario David yang mengetahui penyegelan itu juga geram karena permasalahan yang sudah berlangsung sejak 30 tahun itu ternyata belum kelar.

"Ini sudah sekitar 30 tahun masalahnya dan katanya sudah beberapa kali dinegosiasi dengan pihak ahli waris. Kita semua juga mengira ini permasalahan sudah selesai karena tidak pernah ada masalah setelahnya sampai hari ini ada penyegelan," katanya.

Karenanya, pihaknya kemudian akan mendalami permasalahan ini dengan mendengar langsung keterangan kedua belah pihak serta menunjukkan bukti-buktinya karena masing-masing saling mengklaim," terangnya.

Sebelumnya, ratusan siswa dari tiga sekolah itu belajar di luar halaman sekolah dengan tetap diajar oleh guru kelasnya masing-masing karena sekolah tersebut tersegel.

Spanduk besar juga terpampang di pagar sekolah bertuliskan "Untuk sementara proses belajar mengajar dinonaktifkan tertanda Ahli Waris H Badjida".

Meskipun spanduk menghalangi akses masuk, namun para guru sekolah itu tidak kehabisan akal dan tetap melaksanakan proses belajar mengajar di luar kelas sekolah itu, walaupun terganggu serta kurang maksimal.

Masalah tersebut sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti, sebab disayangkan siswa harus kena imbas dari persoalan itu, sehingga aktivitas pelajaran menjadi terganggu.

"Kami tetap menjalankan proses belajar mengajar, meskipun anak-anak belajar di luar kelas. Mudah-mudahan ini cepat selesai, kasihan anak-anak," kata salah seorang guru di tempat itu.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024