Kupang (Antara Sulsel) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi El Tari Kupang mengingatkan masyarakat, terutama nelayan dan operator transportasi laut mewaspadai angin kencang di Timur Laut Tenggara dengan kecepatan 10-40 kilometer per jam.

"Kecepatan angin seperti ini dipicu oleh iklim peralihan dari musim basah ke musim kering yang sebentar lagi akan terjadi di Nusa Tenggara Timur," kata Kepala Stasiun Meteorologi Klas II El Tari Bambang Setiaji di Kupang, Jumat.

Ia dihubungi terkait dengan kondisi perairan di NTT pascatenggelamnya kapal nelayan yang mengakibatkan tiga orang hilang dan beluum ditemukan.

Menurut dia, potensi angin kencang untuk Jumat ini dan Sabtu (6/5) berpeluang besar terjadi di Kota Kupang, Oelamasi ibu kota Kabupaten Kupang, Soe, ibu Kota Kabupaten Timor Tengah Selatan, Betun ibu Kota Kabupaten Malaka.

Kefamenanu ibu kota Kabupaten Timor Tengah Utara, Atambua ibu kota Kaupaten Belu, Rote NDao dan Waingapu, ibu Kota Kabupaten Sumba Timur.

Kondisi cuaca angin kencang ini ikut memicu potensi gelombang tinggi di Selat Sumba bagian barat, Perairan Selatan Pulau Sumba dan Samudera Hindia Selatan NTT.

"Warga di Selatan Pulau Sumba diimbau untuk waspada saat melaut, karena tinggi gelombang laut diperkirakan mencapai 4,0-6,0 meter dan berpeluang terjadi selama bulan Mei atau selama musim peralihan ini," katanya.

Meskipun demikian umumnya tinggi gelombang laut di perairan NTT mencapai 2,0 meter di Selat Sape dan perairan Utara Flores, 3,0 meter di Selat Sumba, 4,0 meter di Laut Sawu, perairan Pulau Sumba, perairan Selatan Kupang-Pulau Rote, Laut Timor Selatan dan 5,0 meter di Samudera Hindia di wilayah Selatan NTT.

Menurut dia, kondisi sinoptik umumnya berawan, arah angin bertiup dari Timur Laut hingga Tenggara dengan kecepatan tiga sampai enam skala beaufort di Selat Sumba.

Menurut dia, patut diwaspadai bahkan dihindari agar tidak mengganggu kenyamanan aktivitas melaut untuk mencari ikan atau pelayaran lainnya.

Sebelumnya harga ikan di sejumlah tempat pendaratan ikan dalam Kota Kupang merangkak naik akibat angin kencang yang memicu gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Nusa Tenggara Timur beberapa hari terakhir ini.

"Melambungnya harga ikan dalam tiga dalam dua hari terakhir karena sejumlah sebab akibat mulai dari angin kencang akibat peralihan musim hingga menipisnya stok ikan sebagai pemicu lainnya," kata juragan kapal ikan, Ilham Ali di Kupang, Jumat. 

Pewarta : Hironimus Bifel
Editor :
Copyright © ANTARA 2024