Makassar (Antara Sulsel) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) menyatakan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di wilayah itu didominasi dari sektor perdagangan yang mencapai 60 persen sepanjang 2017.
Kepala Bagian Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Keuangan Daerah OJK Salampua Muhammad Yusuf di Makassar, Rabu, mengatakan data ini tidak terlalu jauh dari statistik sepanjang 2016 yang juga didominasi oleh sektor perdagangan.
"Penurunannya dibandingkan akhir Desember 2016 hanya sekitar 1 persen yakni dari 61,76 persen. Ini membuktikan sektor perdagangan masih memiliki prospek yang cerah," ujarnya.
Posisi kedua penyaluran KUR yakni bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang mencapai 24,91 persen dari total anggaran KUR sampai Maret 2017 sebesar Rp1.466.785.000.
Disusul dari sektor jasa sebanyak 7,98 persen, industri pengolahan (3,79 persen), perikanan (2,55 persen), serta konstruksi sebesar 0,02 persen.
Apa yang terjadi di Sulsel ternyata sama dengan data secara nasional. Penyaluran KUR untuk nasional juga didominasi sektor perdagangan yang mencapai 59 persen.
Disusul sektor pertanian, kehutanan sebesar 22 persen. Jasa-jasa (12 persen), industri pengolahan (5 persen), perikanan (2 persen) serta kontruksi dan penempatan TKI sebanyak 0,2 dan 0,01 persen.
Terkait tingginya penyaluran KUR dari sektor perdagangan di Suulsel, ia mengatakan hal itu sejalan dengan kebiasaan masyarakat Makassar yang dominan sebagai pedagang khususnya dalam bisnis kuliner.
Dukungan penuh dan komitmen tinggi pemerintah terhadap pasar kuliner juga memang cukup tinggi. Bahkan Pemkot Makassar telah menyiapkan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kuliner seperti festival dan sebagainya.
Sebelumnya, juga telah sukses menggelar Festival Makassar ta Kampung Kuliner di Anjungan Pantai Losari Makassar pada 28-30 April 2017 yang mampu mendatangkan banyak pecinta makanan di Kota Daeng.
Sejumlah masakan atau menus khas Makassar juga tetap menjadi pilihan seperti pallu basa, coto, es pallu butung, konro dan berbagai macam makanan lain yang menggugah selera.
Kepala Bagian Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Keuangan Daerah OJK Salampua Muhammad Yusuf di Makassar, Rabu, mengatakan data ini tidak terlalu jauh dari statistik sepanjang 2016 yang juga didominasi oleh sektor perdagangan.
"Penurunannya dibandingkan akhir Desember 2016 hanya sekitar 1 persen yakni dari 61,76 persen. Ini membuktikan sektor perdagangan masih memiliki prospek yang cerah," ujarnya.
Posisi kedua penyaluran KUR yakni bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang mencapai 24,91 persen dari total anggaran KUR sampai Maret 2017 sebesar Rp1.466.785.000.
Disusul dari sektor jasa sebanyak 7,98 persen, industri pengolahan (3,79 persen), perikanan (2,55 persen), serta konstruksi sebesar 0,02 persen.
Apa yang terjadi di Sulsel ternyata sama dengan data secara nasional. Penyaluran KUR untuk nasional juga didominasi sektor perdagangan yang mencapai 59 persen.
Disusul sektor pertanian, kehutanan sebesar 22 persen. Jasa-jasa (12 persen), industri pengolahan (5 persen), perikanan (2 persen) serta kontruksi dan penempatan TKI sebanyak 0,2 dan 0,01 persen.
Terkait tingginya penyaluran KUR dari sektor perdagangan di Suulsel, ia mengatakan hal itu sejalan dengan kebiasaan masyarakat Makassar yang dominan sebagai pedagang khususnya dalam bisnis kuliner.
Dukungan penuh dan komitmen tinggi pemerintah terhadap pasar kuliner juga memang cukup tinggi. Bahkan Pemkot Makassar telah menyiapkan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kuliner seperti festival dan sebagainya.
Sebelumnya, juga telah sukses menggelar Festival Makassar ta Kampung Kuliner di Anjungan Pantai Losari Makassar pada 28-30 April 2017 yang mampu mendatangkan banyak pecinta makanan di Kota Daeng.
Sejumlah masakan atau menus khas Makassar juga tetap menjadi pilihan seperti pallu basa, coto, es pallu butung, konro dan berbagai macam makanan lain yang menggugah selera.