Makassar (Antara Sulsel) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memantau distributor bawang putih di Makassar sehubungan dengan adanya dugaan persekongkolan atau kartel.

"Saat ini ada tiga distributor bawang putih di Makassar yang sedang kami pantau dan mereka ini diduga ikut berperan dalam tingginya harga bawang putih selama ini," jelas Kepala Perwakilan Daerah KPPU Makassar Ramli Simanjuntak di Makassar, Selasa.

Ia mengatakan tiga distributor bawang putih di Makassar ini terhubung langsung dengan para importir yang berada di Surabaya, Jawa Timur.

Ramli mengaku pihaknya rutin melakukan pemantauan ke lapangan untuk mengintervensi harga bawang putih yang sempat melambung sekitar Rp60 ribu per kilogram.

"Kami sering turun dan kami sampaikan kepada para distributor itu kalau mereka berada dalam pemantauan KPPU," tegasnya.

Menurut dia, pemantauan dengan turun langsung ke lapangan itu cukup efektif, terbukti saat ini harga bawang putih sudah berada di angka Rp40 ribu per kilogram.

"Harga mulai berangsur-angsur turun dari Rp60 ribu dan sekarang sudah Rp40 ribu. Kami akan pantau terus dan mengenai distributor ini akan kami serahkan ke Surabaya karena bermuara di sana," katanya.

Sebelumnya, Ketua KPPU Syarkawi Rauf saat melakukan peninjauan di sejumlah pasar tradisional dan modern di Makassar sebelum masuk puasa Ramadhan.

Dari hasil temuan di pasar tersebut, KPPU menduga ada satu kelompok pelaku usaha yang menguasai 50 persen impor bawang putih dari Tiongkok ke Indonesia.

Ia menyebut harga bawang putih Rp60 ribu per kilogram terlalu tinggi. Dengan sumber yang sama, yakni dari Tiongkok dan India, di Malaysia bawang putih hanya dijual Rp23-23 ribu per kilogram.

Di sejumlah pasar Indonesia, KPPU masih menemukan harga bervariasi dengan rata-rata Rp40 ribu-Rp50 ribu per kilogram.

Menurut dia 97 persen kebutuhan bawang putih dalam negeri masih dipenuhi dari impor.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024