Makassar (Antara Sulsel) - Film "Suhu Beku" produksi sinieas lokal anak Makassar, Sulawesi Selatan, dijadwalkan tayang di bioskop pada Agustus 2017.
"Rencananya Agustus nanti akan tayang perdana di beberapa bioskop di Indonesia," kata Sutradara film tersebut Rusmin Nuryadin di sela berbuka puasa di Makassar, Minggu.
Menurutnya Suhu Beku Movie menceritakan perjalanan anak muda Makassar yang sudah membentuk band musik yang berusaha menjadi band terkenal.
Selain itu band anak muda ini terbentuk saat sejumlah pemerannya berkumpul lalu membuat grup musik dan bercita-cita menjadi kelompok musik ternama, meski demikian dalam perjalanannya terjadi konflik internal serta masalah lainnya .
"Makna dari film ini berbicara tentang musik, bahwa kesuksesan itu tidak hanya bisa diraih di Ibukota saja tapi mulai berangkat dari tingkat lokal hingga bisa meraih kesuksesan," tambahnya.
Sementara Produser film tersebut, Arman Dewarti, berharap filmnya bisa meraih simpati penonton dan mendulang kesuksesan pada film-film lokal Makassar yang sudah menasional.
Saat ditanyakan apakah film ini dikomersialkan, kata dia, sudah tentu, namun tujuannya ada banyak hal makna yang tersirat bisa dipetik pada film itu.
Untuk penggarapan film, lanjutnya, dari pra produksi sampai selesai berjalan enam bulan, tetapi fokus pada pembuatan syuting berjalan selama 24 hari dengan mengambil beberapa lokasi di Makassar.
"Kami berharap film ini bisa membuka mata penonton saat menyaksikannya nanti, ada banyak pesan-pesan yang ditampilkan salah satunya upaya dan kerja keras dan sekelumit masalah hingga meraih kesuksesan," harapnya.
"Rencananya Agustus nanti akan tayang perdana di beberapa bioskop di Indonesia," kata Sutradara film tersebut Rusmin Nuryadin di sela berbuka puasa di Makassar, Minggu.
Menurutnya Suhu Beku Movie menceritakan perjalanan anak muda Makassar yang sudah membentuk band musik yang berusaha menjadi band terkenal.
Selain itu band anak muda ini terbentuk saat sejumlah pemerannya berkumpul lalu membuat grup musik dan bercita-cita menjadi kelompok musik ternama, meski demikian dalam perjalanannya terjadi konflik internal serta masalah lainnya .
"Makna dari film ini berbicara tentang musik, bahwa kesuksesan itu tidak hanya bisa diraih di Ibukota saja tapi mulai berangkat dari tingkat lokal hingga bisa meraih kesuksesan," tambahnya.
Sementara Produser film tersebut, Arman Dewarti, berharap filmnya bisa meraih simpati penonton dan mendulang kesuksesan pada film-film lokal Makassar yang sudah menasional.
Saat ditanyakan apakah film ini dikomersialkan, kata dia, sudah tentu, namun tujuannya ada banyak hal makna yang tersirat bisa dipetik pada film itu.
Untuk penggarapan film, lanjutnya, dari pra produksi sampai selesai berjalan enam bulan, tetapi fokus pada pembuatan syuting berjalan selama 24 hari dengan mengambil beberapa lokasi di Makassar.
"Kami berharap film ini bisa membuka mata penonton saat menyaksikannya nanti, ada banyak pesan-pesan yang ditampilkan salah satunya upaya dan kerja keras dan sekelumit masalah hingga meraih kesuksesan," harapnya.