Jakarta (Antara Sulsel) - Duta Besar Esti Andayani secara resmi menemui kepala negara Malta, Marie-Louise Coleiro Preca, guna menyerahkan Surat Kepercayaan (Letter of Credence) dari Presiden Joko Widodo atas penugasannya sebagai Dubes untuk Malta, Rabu waktu setempat.

Pada kesempatan tersebut, Dubes Esti Andayani didampingi Counsellor Politik dan Sekretaris Kedua Pensosbud/Penanggung Jawab Isu-isu Malta, demikian Counsellor Pensosbud KBRI Roma, Charles F. Hutapea kepada Antara di Jakaarta, Kamis.

Dubes perempuan Indonesia yang pertama untuk Malta itu diterima di Istana Kepresidenan Malta dalam suatu prosesi kenegaraan lengkap dengan pengawalan pasukan berkuda. Rangkaian kendaraan berbendera merah putih yang membawa Dubes Esti Andayani menuju Istana pun menarik perhatian wisatawan yang tengah memadati wilayah bersejarah Valletta, ibu kota Malta.

Pada hari yang sama, Presiden Malta juga menerima Surat Kepercayaan dari Dubes Kolombia serta Dubes Brasil untuk Malta. Sesaat setelah prosesi penyerahan Surat Kepercayaan, Dubes Esti Andayani dan Presiden Marie-Louise Coleiro Preca sepakat untuk memperkuat people-to-people contacts antara masyarakat kedua negara melalui kegiatan seni dan sosial budaya. Selain itu, peningkatan kerja sama ekonomi dan maritim juga akan dijadikan prioritas hubungan bilateral RI-Malta.

Hal yang sama juga menjadi fokus pembahasan antara Dubes Esti Andayani dengan Menteri Luar Negeri dan Promosi Hubungan Dagang Malta, Carmelo Abela, pada pertemuan bilateral di Kantor Menteri Abela, sehari sebelumnya.

"Meskipun Indonesia dan Malta tidak memiliki kedekatan secara geografis, keduanya memiliki kesamaan karakter sebagai negara maritim. Pertumbuhan ekonomi serta pembangunan infrastruktur kedua negara merupakan ruang peningkatan kerja sama dagang dan investasi yang perlu dimanfaatkan satu sama lain¿, harap Menteri Abela.

Dubes Esti Andayani mengundang pelaku usaha Malta untuk berinvestasi di Indonesia. "Sebagai salah satu negara dengan performa ekonomi dan maritim terbaik di Uni Eropa, masyarakat Indonesia dapat menjadikan Malta sebagai mitra untuk bertukar pengalaman. Masih minimnya pengetahuan publik mengenai satu sama lain merupakan pekerjaan rumah yang akan menjadi salah satu prioritas dalam program kerja saya selaku Duta Besar Indonesia untuk Malta saat ini," ucapnya menjelaskan.

Kunjungan ke Malta juga dimanfaatkan Dubes Esti Andayani untuk bertemu dengan Speaker of Parliament Malta, Anglu Farrugia. Dalam pertemuan yang dilaksanakan di Kantor Parlemen Malta, keduanya membahas antara lain penjajakan bentuk kemitraan antar-parlemen RI-Malta.

Selain itu, Dubes Esti Andayani juga menemui perwakilan masyarakat Indonesia di Malta. Dalam acara  buka puasa bersama, dibahas berbagai isu sosial dan ketenagakerjaan yang dihadapi tenaga kerja Indonesia di Malta.

Hubungan bilateral antara Malta dan Indonesia dimulai sejak pembukaan hubungan diplomatik kedua negara pada  Desember 1979.      

Keduanya diakui memiliki peranan penting dalam pembentukan Konvensi Hukum Laut PBB dan dikenal selalu memberikan perhatian khusus terhadap isu-isu maritim. Dalam bidang politik, kedua negara memiliki kerja sama sangat baik yang ditandai dengan berbagai kesepakatan saling dukung di berbagai forum internasional.

Sementara itu, pelabuhan internasional Malta yang menjadi jalur penghubung utama di kawasan Mediterania serta banyaknya jumlah usaha pelayaran yang dimilikinya, menjadikan Malta sebagai salah satu tujuan kerja utama ABK Indonesia. Saat ini data Kementerian Perdagangan RI menunjukkan adanya peningkatan volume dagang yang cukup tinggi antara kedua negara dengan surplus pada pihak Malta.

Pewarta : Zeynita Gibbons
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024