Salah satu kegiatan kunjungan mahasiswa Universitas Sidney Australia ke Provinsi Riau adalah untuk melihat secara langsung praktik pengelolaan industri sawit yang diterapkan melalui teknologi secara berkelanjutan di Indonesia.

Kedatangan mahasiswa luar negeri pada Rabu (12/7) itu dimulai dengan kegiatan Kuliah Umum di Universitas Riau, dan dilanjutkan dengan acara “Field Trip to the Sustainable Palm Oil Industry and Peatland Management” pada hari berikutnya (13/7).

Kegiatan ini memberikan kesempatan secara langsung kepada seluruh peserta untuk melihat  pengelolaan industri sawit secara berkelanjutan.

Juru Bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tofan Mahdi, yang menjadi salah satu pemateri pada kuliah umum tersebut menyampaikan terkait ketidakakuratan pemberitaan yang disampaikan oleh banyak media terhadap industri kelapa sawit, baik media dalam negeri maupun media internasional.

"Ketika diminta 'sharing' dengan mahasiswa dari Universitas Sidney saya sangat antusias. Apalagi kehadiran mereka untuk menggali kebenaran tentang industri kelapa sawit. Ini kesempatan langka untuk meluruskan persepsi mereka terhadap industri yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian kita saat ini,” ujar Topan.

Topan juga menjelaskan terkait dengan 'framing' pemberitaan negatif yang selama ini berkembang untuk mendiskreditkan industri sawit Tanah Air, dan hal ini tidak seharusnya dibiarkan berkembang.

“Kita harus bekerja keras dan bahu membahu menyampaikan kebenaran tentang industri kelapa sawit. Salah satunya melalui acara diskusi terbuka dengan kalangan akademisi, apalagi mereka adalah mahasiswa asing. Semoga mereka bisa menyebarkan informasi yang diperoleh ini ketika mereka kembali ke negaranya,” ujarnya.

Departemen Head of Sustainability, Bandung Sahari yang juga hadir sebagai pemateri pada kuliah umum itu menjelaskan bahwa tuduhan yang dialamatkan pada industri kelapa sawit sebagai penyebab terjadinya kebakaran hutan dan asap, sama sekali tidak relevan.

“Kita lihat saja negara seperti Amerika atau Australia, di negara tersebut bahkan tidak ditumbuhi kelapa sawit, namun faktanya, kebakaran juga terjadi di sana. Bukankah hal ini sudah cukup menjawab tuduhan-tuduhan yang sama sekali tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas," ujarnya yang disambut sangat antusias peserta kuliah umum hasil kerjasam Universitas Riau dengan Universitas Sidney itu.

Pada sesi diskusi pada forum kuliah umum itu banyak pertanyaan yang muncul, mulai dari konfirmasi pemberitaan yang mereka peroleh lewat media, hingga tanya jawab seputar kegiatan yang dilakukan perusahaan demi mewujudkan sustainability.
 
Usai kuliah umum tersebut, seluruh peserta dari kalangan mahasiswa Universitas Sidney itu melanjutkan kegiatan kunjungan lapangan ke lokasi perkebunan kelapa sawit PT Kimia Tirta Utama, salah satu Grup Astra Agro di Kabupaten Siak.

Tujuan kunjungan lapangan ini untuk membuktikan secara langsung bahwa industri kelapa sawit yang dijalankan oleh perusahaan sawit itu sudah memenuhi syarat dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian secara berkelanjutan.
 
Di lokasi perkebunan kelapa sawit itu para peserta bisa melihat langsung secara detail pengelolaan industri sawit, mulai dari proses agronomi, pemupukan, hingga proses panen.

"Kami juga diajak melihat secara langsung ke pabrik kelapa sawit yang mengolah buah sawit menjadi CPO dan beberapa produk turunan lainnya. Ini adalah pengalaman pertama, dan kami sangat antusias,” ungkap Kania, pendamping mahasiswa Universitas Sidney itu.

Selanjutnya kunjungan itu juga dilakukan ke areal konservasi untuk melihat pengelolaan lahan gambut dan pengairan di areal perkebunan sawit itu.

Di akhir kunjungan, peserta dilibatkan untuk menanam pohon sebagai salah satu wujud komitmen program pelestarian lingkungan hidup.
 
"Kami mendapat banyak sekali informasi dan pengetahuan berharga selama kunjungan kali ini. Dan benar, perspektif kami terhadap industri sawit berubah," ujar George, salah seorang mahasiswa Universitas Sidney yang mewakili rekan-rekannya saat hendak meninggalkan lokasi kegiatan itu.

Mereka sangat mengapresiasi bahwa Indonesia telah bekerja sangat keras dalam menjalankan praktik yang berkelanjutan di Industri Sawit yang mereka miliki. (Husni)

Pewarta :
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024