Mamuju (Antara Sulbar) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar berupaya mengurangi jumlah perokok untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

"Di Sulbar masalah rokok juga menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus derasnya iklan rokok di televisi dan iklan rokok yang terselubung disetiap pojok di kawasan kota maupun sampai ke desa,
menambah ancaman semakin bertambahnya jumlah perokok di Sulbar khususnya generasi muda kita," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar Ahmad Azis di Mamuju, Sabtu.

Ia mengatakan, diperkirakan lebih dari 40,3 juta anak usia 0-14 tahun tinggal bersama dengan perokok dan terpapar asap rokok di lingkungannya dandisebut perokok pasif.

"Sedangkan kita tahu bahwa anak yang terpaparasap rokok dapat mengalami peningkatan terkena bronkitis, Pneumonia, infeksi telinga tengah, asma dan keterlambatan pertumbuhan paru-paru, kerusakan kesehatan secara dini ini dapat menyebabkan kesehatan yang buruk pada masa dewasa," katanya.

Karena lanjutnya rokok yang mengandung 4000 bahan kimia berbahaya ini, selain menggangu kesehatan orang yang memakainya, pada orang dewasa bukan perokok pun terus-menerus terpapar juga akan mengalami

peningkatan resiko terkena lebih dari 25 penyakit yang disebabkan karena asap rokok seperti emfisema, kanker paru, bronkitis kronis, penyakit jantung koroner, peningkatan kolesterol darah, impotensi, keguguran, bayi lahir mati dan penyakit lainnya.

"Selain berefek besar mengganggu kesehatan, rokok juga menjadi beban ekonomi biaya rata-rata yang dibelanjakan oleh individu perokok untuk membeli tembakau dalam satu bulan adalah Rp 216.000, dan jumlah batang rokok yang dikonsumsi oleh orang di pedesaan lebih besar dari daerah perkotaan, dimana rumah tangga perokok terkaya menghabiskan 7 persen pendapatannya untuk rokok sementara rumah tangga perokok termiskin menghabiskan 12 persen

"Pemerintah provinsi Sulawesi Barat khususnya Dinas Kesehatan Sulbar menyadari penuh situasi tersebut dan terus mengupayakancara untuk mengurangi jumlah perokok di Sulawesi Barat seperti melakukan upaya penyebarluasan informasi melalui berbagai media penyebarluasan informasi melalui penyuluhan langsung yang banyak difokuskan di sekolah-sekolah rutindilaksanakan dengan berkoordinasi dengan kabupaten kota dan puskesmas," katanya.

Ia mengatakan, kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan seperti PKK dalam rangka pembinaan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) aktif dilaksanakan dalam rangka membina masyarakat agar tidak merokok serta bila merokok tidak di dalam rumah.

"Namun upaya tersebut belum optimal karena belum ditunjang sarana dan prasarana agar orang tidak merokok di tempat-tempat umum, dan juga belum diperkuat dengan regulasi yang mengatur dimana orang tidak boleh merokok, memasang iklan rokok,mempromosikan rokok serta menjual rokok," katanya.

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024