Makassar (Antara Sulsel) - Tim penyelamat berhasil menyelamatkan sebanyak 18 orang penumpang Kapal Motor (KM) Atlantik yang karam di perairan Laut Banda Kepulauan Maluku pada 6 Agustus 2017.

"Pos SAR Bone bersama Polres Bone dan instansi lain ikut terlibat menyelamatkan 18 orang penumpang itu dan dievakuasi menggunakan KLM Mentari untuk dibawa ke Pelabuhan Bajoe, Watanpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan," kata Kepala Basarnas Makassar Amiruddin saat dikonfirmasi, Jumat.

Berdasarkan laporan tentang kecelakaan laut KM Atlantik yang tenggelam di Perairan Banda dengan rute Pulau Surabaya - Maluku atau pada titik koordinat 03 26`.00 " S - 124 48`00" E. B. PD TW 0810 0735 H.

Saat KLM Mentari Nanda melintas di Perairan tersebut dengan titik koordinat 02 45` 00" S - 124 05` 00" E dengan rute Pulau Bacan-Kabupaten Bone berhasil mengevakuasi seluruh POB KM Atlantik dalam keadaan selamat.

Korban kapal naas tersebut selamat diketahui masing masing bernama, Yusua Cristopel Faiz (60), Sis Soemohanto (60), Charles Suitela (58), Saputro (45), Abdullah (43), Yusios Andians (53), Jhonis Jonathan Hahuri (40), Mail Pakolo (26), Samsul (23), Agus Atmaja Taufik (24).

Selanjutnya, Dwi Arya Isma Darwanto (23), Ahmad Seni (50), Laode Arifin (25), Rusdi (26), Edi sebatiano (20), Ramli (45), Taqwa (32), dan Hompri J hoauwae (50).

"Dengan berhasilnya seluruh korban dievakuasi maka seluruh POB KM Atlantik Operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup," tambah Amiruddin.

Sebelumnya, dari informasi yang dihimpun, KM Atlantik berangkat dari Pelabuhan Perak Surabaya pada tanggal 24 Juli 2017, menuju Maluku. Tetapi, dalam perjalanan di laut lepas, kapal dihantam ombak akibat cuaca buruk sehingga kapal tersebut bocor.

Sejumlah korban yang selamat, mengaku berjuang selama empat hari tiga malam mengapung di lautan dengan mengandalkan rakit, beruntung ada kapal melintas yakni KLM Mentari Nanda hendak menuju Pelabuhan Bajoe, Bone.

KLM Mentari Nanda kemudian menghubungi pihak dermaga selanjutnya menyiapkan tim evakuasi untuk menyelamatkan korban.

"Kami berlindung di wilayah Wawonie dua hari karena cuaca buruk. Setelah lama menunggu kami mencoba keluar tapi cuaca semakin buruk dan akhirnya kapal bocor diterjang ombak. Kapal yang menolong kami sempat mengira rompong, setelah dijelaskan kapal kami bocor lalu diangkut," kata nahkoda Soemohanto.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024