Makassar (Antara Sulsel) - Ketua Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan Anggiat Sinaga menyatakan, sejumlah objek pariwisata di Sulsel perlu diversifikasi secepatnya agar bisa bersaing dengan daerah destinasi lainnya.

"Sektor pariwisata Sulawesi Selatan masih memiliki sederet PR (pekerjaan rumah) yang menanti dalam memajukan segmen ini," ujar Anggiat Sinaga saat menjadi pembicara diskusi media yang digelar Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Makassar, Selasa.

Ia mengatakan, sebelum dilakukan diversifikasi, pemerintah daerah harusnya memperhatikan segala sarana pendukungnya seperti infrastruktur dan aksesibilitas pada destinasi wisata.

Bukan cuma itu, destinasi wisata Sulsel juga terbentur pada pola pengembangan yang masih bersifat konvensional, sehingga dibutuhkan inovasi dan terobosan.

"Yang paling dibutuhkan adalah sebuah diversifikasi pasar dan destinasi wisata di daerah ini. Karena secara umum, pariwisata Sulsel praktis hanya ditopang MICE meskipun pada aspek ini juga masih relatif tertinggal dari beberapa daerah lainnya di tanah air," katanya.

Beberapa diantaranya yang menjadi contoh seperti Banyuwangi yang melakukan transformasi sebagai pusat Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition/MICE).

Menurut dia, MICE dengan penyelenggaraan sebanyak 72 even berskala besar setiap tahun. Dibandingkan dengan Sulsel terutama Makassar yang hanya berada pada volume sekitar 20 even per tahun.

Anggiat mengatakan, sebagai indikator pula, ketersediaan pasokan kamar bahkan tidak sebanding dengan pergerakan peserta dari penyelenggaraan MICE, di mana utilisasi sekitar 45 persen hingga 60 persen.

Padahal, lanjut diam terdapat beberapa titik destinasi potensial di Sulsel yang masih membutuhkan sentuhan radikal untuk menarik angka kunjungan wisatawan.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024