Makassar (Antara Sulsel) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar menggelar rekonstruksi pembobolan brankas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar, Suilawesi Selatan, Rabu.

"Adegan rekonstruksi ini dilakukan untuk menguatkan dalam berkas perkara para pelaku. Mulai dari pertemuan hingga pembobolan brankas serta pembagian uang hasil curian," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Endi Sutendi di lokasi.

Empat pelaku, yakni Muhammad Irwan alias Iwan, Muhammad Tuanaya, Tamajaya, dan Asri pun memeragakan aksi mereka ketika membobol brankas perusahaan daerah di Jalan Ratulangi, Makassar, itu.

Keseluruhan ada 16 adegan dalam rekonstruksi itu, dimulai dari membuka jendela dengan obeng lantas dua pelaku masuk ke dalam ruangan dan mengacak-ngacak kantor hingga membuka brankas yang berisi uang tunai senilai Rp2,1 miliar dan surat-surat berharga. Sementara dua pelaku lainnya berjaga-jaga.

Tuanaya dan Iwan sebagai otak pembobolan itu terpaksa harus dipapah rekannya setelah dihadiahi timah panas saat penangkapan akhir Juli lalu.

"Adegan yang penting saja yang diambil untuk membantu proses penyelidikan, sementara adegan lainnya yang tidak dipraktikkan, dianggap tidak terlalu dibutuhkan," kata Endi.

Menurut dia pengungkapan kasus itu belum mengarah ke pelaku lain karena untuk sementara penyidik menyimpulkan hanya empat orang yang berperan dalam tindak kejahatan itu.

Pembobolan brankas PDAM Makassar terjadi pada 26 Juli 2017 dini hari. Pelaku berhasil diidentifikasi kepolisian berdasarkan jejak dan bukti-bukti lainnya.

Dalam rekonstruksi itu, Tamajaya dan Iwan adalah eksekutor brankas, dua pelaku lainnya Tuanaya dan Asri hanya melakukan adegan penjemputan sebelum melakukan aksinya.

Tamajaya mengaku mendapat jatah Rp150 juta dari total uang yang ada di brankas. Uang itu sebagian disumbangkan ke dua panti asuhan dengan alasan ingin beramal, sisanya digunakan untuk foya-foya.

"Saya serahkan masing-masing Rp10 juta di Makassar dan Kendari, sementara sisanya saya pakai minum-minum di tempat hiburan malam bersama teman saya," beber dia.

Tamajaya menyerahkan diri ke Polrestabes Makassar diantar keluarganya dari Jeneponto setelah tiga rekannya tertangkap petugas.

"Saya takut ditangkap polisi, makanya minta bantuan keluarga untuk menyerahkan diri," kata dia.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024