Makassar (Antara Sulsel) - Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Said Fauzia diduga melakukan pemukulan terhadap salah seorang demonstran saat aksi di depan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Makassar, region VII di Sulawesi Selatan.

"Saya dikira provokator, saat ada mobil tangki yang mau keluar dari TBBM ditahan demonstran. Sempat ditampar tapi tidak keras, lalu topi saya diambil bersama KTP," sebut korban Ramli Madong di lokasi setempat, Kamis.

Meski demikian, dirinya tidak mempersalahkan soal itu, hanya saja perlakuan seorang perwira polisi dalam menghadapi peserta aksi tidak mencerminkan petugas yang profesional.

"Tadinya saya hanya mau melarang bukan menyuruh hadang mobil, tapi dikira provokator, lalu insiden itu terjadi," kata orang dekat Aksa Mahmud, staf ahli Wakil Presiden ini.

Kendati demikian, Calon Bupati Sidrap ini sudah menerima permintaan maaf kepada yang bersangkutan melalui telepon selularnya disaat aksi masih berlangsung.

"Sudah tadi ditelepon dan minta maaf atas kejadian yang tadi sampai tiga kali, dan saya diminta datang ke kantornya untuk menyelesaikan persoalan ini" ujar pengurus PSM Makassar ini sekaligus karyawan Bosowa itu.

Ditempat terpisah, Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Said Fauzia mengaku sudah menjadi Standar Operasional Prosedur atau SOP bila menghadapi massa di lapangan.

"Harus keras di lapangan, kalau lembek-lembek kita diinjak-injak, sudah aturan SOP itu," kilahnya saat ditanya awak media di kantornya.

Dirinya bersikukuh tidak melakukan kesalahan dalam penanganan demonstran, hanya saja di lapangan setiap unjukrasa yang berpotensi terjadi kisruh harus mendapat pengawalan ketat, apalagi yang di demo objek vital.

"Harus dihadapi, masalahnya psikologi massa kita tidak bisa ketahui, santri saja bisa bringas kalau dirpovokasi. Untuk itu kita tidak inginkan terjadi sesuatu," ujarnya.

Kalaupun bersangkutan keberatan, kata dia, bisa melaporkan hal itu, pihaknya siap menerima laporannya untuk ditindaklanjuti.

Meski demikian dirinya telah mengajukan permintaan maaf kepada korban dan memanggilnya ke Polres setempat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak berkepanjangan.

Sebelumnya, ratusan warga Ujungtanah menggelar aksi di depot pertamina Terminal BBM di jalan Satando, kawasan Pelabuhan Makassar, pasca amruknya tangki bola LPG di lokasi tersebut pada Senin 21 Agustus 2017 lalu.

Masyarakat meminta depot tersebut dipindahkan ke tempat lebih aman, karena was-was akan kejadian serupa bisa saja terjadi sewaktu-waktu yang berimbas pada warga sekitar.

Kendati demikian pihak pertamina menjamin keamanan depot terssbut sudah sesuai dengan standar Safety internasional terkait dengan keamanannya.

"Semua sudah sesuai dengan standar keamanan, dan protap pengamanan jelas, jadi masyarakat tidak perlu ragu dengan masalah tersebut, semuanya aman terkendali," kata Humas Pertamina, Hermansyah.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024