Makassar (Antara Sulsel) - Siswa SD Inpres Unggulan BTN Pemda Makassar memamerkan "Ecobrick" yang terbuat dari botol dan sampah plastik pada Sulawesi Selatan (Sulsel) Expo 2017 yang digelar di Makassar, Minggu.

"`Ecobrick yang kami buat adalah botol plastik yang diisi penuh dengan sampah plastik hingga padat dan keras dan dapat digunakan sebagai pengganti bata atau balok," jelas siswa kelas 5 SD Inpres Unggulan BTN Pemda Livia Shakila Riamty yang ditemui pada pameran tersebut, Minggu.

Menurut Livia ide untuk membuat `Ecobrick` ini muncul karena melihat banyaknya sampah plastik seperti bungkus permen dan snack di lingkungan sekolah yang memperoleh penghargaan Adiwiyata 2016 tersebut.

Apa lagi, lanjutnya, sampah plastik diketahui sulit terurai dan apabila dibakar justru menimbulkan asap yang dapat membuat sesak nafas.

Berawal dari arahan guru, kata dia, yang meminta agar sampah plastik hasil jajanan siswa dimasukkan ke dalam botol dan dibawa pulang kembali ke rumah untuk dibuang, muncullah ide untuk mengisi botol tersebut sampai benar-benar penuh dan padat sehingga botol tersebut dapat digunakan sebagai pengganti bata.

"Kami ingin memenjarakan sampah plastik, sehingga awalnya kami sebut ini sebagai Penjara Sampah (Pensa), kemudian kami menyebutnya `ecobrick," tuturnya.

Dengan kreativitas, `ecobrick` dapat disusun dan digunakan untuk membuat bangku, meja, pagar taman atau menjadi tembok rumah dan sekolah.

Untuk membuat satu unit botol ecobrick berukuran 600 ml, dibutuhkan sekitar 400 gr sampah atau setara kurang lebih 2.500 kemasan plastik.

"Dengan `ecobrick` ini, sampah plastik tidak mencemari lingkungan lagi," pungkasnya.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024