Jayapura (Antara Sulsel) - Manajemen PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VIII mengklaim penjualan pertalite di Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, tumbuh pesat sejak diluncurkan pada Juli 2017.

         "Di Timika pertalite baru dihadirkan selama satu bulan, hanya respon masyarakat cukup positif walau kita belum membuat program khusus. Hanya memang 'nozzle' (pipa semprot) untuk pertalite lebih banyak dibandingkan premium," ujar Sales Executive Retail II Papua Pertamina MOR VIII Fresly Leo Chandra Hutapea, di Jayapura, Kamis.

         Ia menyebut kini angka penjualan pertalite di Timika justru lebih besar dibandingkan premium yang sebelumnya bisa terserap hingga 80 kilo liter (kl)/hari.

         "Sekarang persentase pengguna pertalite di Timika sudah 62 persen atau sekitar 50 kl/hari," kata dia.

         Fresly menekankan pihaknya akan berusaha untuk terus meningkatkan angka penjualan pertalite di wilayah tersebut karena potensi perekonomiannya cukup bagus.

         "Kita akan membuat kompetisi operator dan manajer terbaik, ini adalah bagaimana membuat sebuah struktur di SPBU yang terbaik," ujarnya lagi.

         Dia menjelaskan, dengan semakin banyaknya kendaraan yang menggunakan pertalite dapat membuat mesin kendaraannya lebih bertenaga dan lebih irit.

         "Selama ini masyarakat mengenal premium dengan Ron 88 dan Pertamax dengan Ron 92, dan sekarang hadir pertalite dengan ron 90. Keistimewaannya adalah harganya tidak mahal," katanya.

         "Selain lebih irit, juga ada manfaat lain bagi daerah, karena sulfurnya lebih rendah sehingga untuk pencemaran udara juga lebih baik dan ini membantu menjaga kehidupan kota kita yang makin bersih," sambung Fresly.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024