Makassar (Antara Sulsel) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan pada Agustus 2017 ini mencatat angka deflasi 0,26 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 130,07.

Kepala BPS Sulawesi Selatan Nursam Salam di Makassar, Senin, mengatakan dari 11 kota di pulau Sulawesi, lima diantaranya mengalami inflasi dan enam lainnya deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Mamuji, Sulawesi Barat (Sulbar) sebesar 0,42 persen dengan IHK 129,54. Untuk inflasi terendah terjadi di Kota Palu dan Palopo yang masing-masing 0,05 persen atau dengan IHK 132,23 (Palu) dan 127,53 (Palopo).

Sementara untuk kota lainnya yang mengalami deflasi, tertinggi terjadi di Baubau sebesar -1,76 persen dengan IHK 132,46 dan deflasi terendah terjadi di Parepare dengan -0,33 persen atau dengan IHK 125,32.

"Secara regional kita lihat di Pulau Sulawesi itu lima kota mengalami inflasi dan enam kota lainnya deflasi," katanya.

Adapun yang menjadi faktor terjadinya deflasi di bulan Agustus itu karena dipengaruhi oleh dua kelompok pengeluaran yang ditunjukkan dengan turunnya indeks harga-harga.

Pada kelompok bahan makanan terjadi penurunan sebesar -0,70 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan juga turun -1,31 persen.

Sedangkan lima kelompok lainnya itu mengalami inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,24 persen; kelompok perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar 0,03 persen; kelompok kesehatan 0,17 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 1,20 persen.

"Kalau melihat secara nasional, dari 82 kota IHK itu, 35 kota mengalami inflasi dan 47 kota lainnya deflasi. Tertinggi inflasinya itu di Lhouksemawe 1,09 persen dan terendah di Batam 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Ambon -2,08 persen dan terendah di Samarinda -0,03 persen," jelasnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024