Makassar (Antara Sulsel) - Transaksi produk keuangan dan penjualan produk usaha mikro kecil memengah pada Festival Ekonomi Syariah (FESyar) tingkat Kawasan Timur Indonesia (KTI), 25-27 Agustus 2017, mencapai Rp32 miliar.

"Alhamdulillah angka ini merupakan wujud dari antusiasme masyarakat yang meramaikan kegiatan FESyar yang diikuti 18 provinsi di KTI," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Sulsel Bambang Kusmiarso di Makassar, Rabu.

Dia mengatakan, kegiatan FESyar itu digelar untuk mendorong ekonomi syariah termasuk perbankan syariah agar dapat kinerjanya optimal.

Hal itu mengingat ekonomi dan perbankan syariah masih cukup tertinggal jauh dengan negara tetangga yang sudah lebih awal menerapkan sistem syariah dalam menjalankan praktik ekonomi maupun perbankan.

"Aplikasi ekonomi syariah dalam bentuk halal food atau halal tourism sudah digalakkan di negara yang mayoritas penduduknya nonmuslim misalnya di Thailand, Korea dan sejumlah negara Eropa," katanya.

Mengenai perkembangan ekonomi syariah dari segi pembiayaan di Sulsel, Bambang mengatakan, pembiayaan yariah tumbuh terutama didorong pembiayaan konsumsi.

Sebagai gambaran, pembiayaan syariah di Sulsel pada Juli 2017 tumbuh 3,0 persen (yoy). Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh pembiayaan konsumsi sebesar 8,3 persen (yoy), disusul pembiayaan investasi sebesar 5,7 persen (yoy).

Sementara pembiayaan modal terkontraksi sebesar -8,6 persen (yoy). Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan pembiayaan tertinggi pada lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial yakni 170,8 persen (yoy).

Kemudian disusul lapangan usaha jasa perorangan yang mlayani rumah tangga 31,4 persen (yoy) dan lapangan usaha konstruksi tercatat 24,8 persen (yoy).

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024