Makassar (Antara Sulsel) - Sutradara papan atas Indonesia Adisurya Abdi tertarik sekaligus membuka peluang untuk menggarap film yang menceritakan tentang potensi yang dimiliki Sulawesi Selatan khususnya keberagaman kebudayaan dan kearifan lokal.

"Kemungkinan (buat film di Sulsel) itu bisa saja. Hal itu selalu terbuka dan selalu ada kesempatan," kata Sutradara Adisurya Abdi di Makassar, Rabu.

Ia menjelaskan, pembuatan film di Makassar atau Sulawesi Selatan itu akan mengangkat berbagai kekuatan dan kearifan lokal di daerah tersebut.

Untuk itu, lanjut dia, apakah dalam penggarapannya nanti produksinya atau pembiayaannya dilakukan produser Sulsel atau dari luar Sulsel, ataupun justru ada kerjaasma antara kedua pihak maka itu yang tentunya menentukan.

Mengenai beberapa kebudayaan atau kearifan lokal seperti keberadaan perahu pinisi apakah bisa pula menjadi salah satu kriteria, dirinya mengaku hal itu bisa saja terjadi.

"Bikin film itu bukan nama pemerintah namun individu atau perusahaan sehingga tidak ada istilah pusat dan daerah. Bagaimana upaya dari daerah dalam menarik investor untuk membiayai atau bersama-sama dalam pembuatan filmnya," ujar dia.

Sementara Kritikus Film Wina Armada Sukardi mengakui perkembangan atau geliat sineas Makassar dalam memproduksi film dalam beberapa tahun ini patut mendapatkan apresiasi.

Menurut dia, apa yang dilakukan para sineas Kota daeng memang patut diacungi jempol setelah beberapa film buatannya mampu menyedot penonton hingga mencapai 500 ribu penonton seperti film "Uang Panai".

Ia menjelaskan, perkembangan film produksi Makassar yang begitu kencang itulah yang membuat pihaknya memilih daerah tersebut untuk melaksanakan kegiatan Workshop Kritik Film dan Non Kritik pada 4-6 September 2017.

Untuk Workshop Kritik Film dan Non Kritik yang mulai digelar tahun ini memang hanya memilih tiga daerah yakni di Jakarta, Makassar dan terakhir di Medan.

"Khusus untuk Makassar karena industri perfilman di sini memang sedang bertumbuh. Jadi perlu juga apresiasi menanggapi hal positif itu. Jadi jangan salah kaprah, memuji secara berlebihan justru membahayakan industri film," ujarnya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024