Makassar (Antara Sulsel) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Sulsel Sulkaf S Latief mengatakan ekspor rumput laut dari daerah itu kembali bergairah seiring dengan kenaikan harga dan peningkatan permintaan dari luar negeri.

Sulkaf S Latief di Makassar, Jumat, mengatakan ekspor rumput laut yang kini menjadi andalan pemasukan Sulawesi Selatan itu memang sempat turun hingga 6.000 ton.

"Berdasarkan data yang telah dirilis, jumlah akspor bulan Juni itu mengalami penurunkan hingga 6.000 ton dibandingkan Januari. Tetapi sejak dua bulan terakhir, sudah mulai membaik karena sekarang harganya juga telah menembus Rp12 ribu per kilogram.

Ia menjelaskan, dengan harga sebesar itu membuat nelayan juga ikut bergairah. Akibatnya tentu ketersediaan rumput laut yang layak ekspor juga semakin melimpah.

Pihaknya juga berharap pada bulan ini hingga Desember 2017 terus terjaga tingkat ekspor dari produk andalan Sulsel tersebut.

"Kita berharap lonjakannya semakin besar karena harganya juga lebih tinggi. Rumput laut itu memang paling tergantung harga. Kita sebenarnya hanya berharap harganya Rp9.000 hingga Rp10 ribu per kg, namun teryata bisa menembus Rp12 ribu per kg. Harga ini tentu sangat jauh dibandingkan saat sulit yang hanya dihargai Rp6.000 per kg," ujarnya.

Sementara Bagian SDM TPK Makassar, Budiman mengatakan berdasarkan data Terminal Petikemas (TPK) Makassar periode Juni 2017 ekspor rumput laut telah mencapai 649 TEUs.

Adapun negara tujuan ekpor terbesar adalah Cina sebesar 563 TEUs, diikuti Chile sebesar 36 TEUs dan Korea sebesar 18 TEUs.

Sdangkan untuk komoditas kedua terbesar ekspor melalui TPK Makassar yakni Marmer sebanyak 313 TEUs yang dikirim ke delapan negara tujuan.

Negara tujuan ekpor marmer terbesar masih diddominasi Tiongkok dengan total ekpor 261 TEUs. Selanjutnya ekpros tertinggi ketiga yakni kayu lapis (Plywood) di enam negara sebesar 162 TEUs, coklat yang diekspor ke dua negara sebesar 161 TEUs dan ikan beku yang diekspor ke 15 negara sebesar 112 TEUs.

Pewarta : Abd Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024