Makassar (Antara Sulsel) - Bank HSBC Indonesia bersama Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui Sampoerna University melaksanakan edukasi keuangan dan perbankan dengan yang menyasar dosen di Kawasan Indonesia Timur (KTI) terkhusus di Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

"HSBC hadir di Makassar untuk menghubungkan masyarakat Makassar dengan beragam peluang dan menjadi bagian dari pertumbuhan di sini," ujar Head of Corporate Sustainability Bank HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko di Makassar, Kamis.

Menurut dia, dengan beragam kapabilitas perbankan, pihaknya memandang bahwa peningkatan pemahaman finansial penting bagi peningkatan kesejateraan masyarakat.

Hadirnya Bank HSBC Indonesia telah berintegrasi pada April lalu, lanjutnya, HSBC hadir untuk mendukung masyarakat yang lebih luas, termasuk di Makassar dianggap kota penting yang menjadi penghubung KTI dengan kawasan lainnya.

Selain itu kegiatan ini adalah bagian dari komitmen perusahaan dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, termasuk di wilayah timur tanah air.

Pihaknya senantiasa mendukung pendidikan di berbagai tingkatan, khususnya yang terkait bidang keuangan. Dan bahkan dipandang kalangan akademisi terutama dosen memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas pendidikan, dalam konteks bahan pembelajaran mahasiswa menjadi pelaku industri masa depan.

"Untuk itu, kami turut mendorong kegiatan riset yang berkualitas, yang pada akhirnya menjadi katalisator dalam kemajuan sektor keuangan dan perbankan di Indonesia," sebutnya.

Lanjut Nuni, dosen dipandang sebagai agen perubahan paling penting dalam misi edukasi keuangan HSBC dan PSF. Untuk itu, HSBC dan PSF melalui SU mengadakan lokakarya riset dan publikasi yang dikhususkan pada dosen.

"Kami berharap lokakarya riset dan publikasi ini mampu meningkatkan minat dan jumlah penelitian serta publikasi dalam sektor keuangan dan perbankan, yang pada akhirnya akan mendorong penguatan literasi dan inklusi keuangan di Makassar dan sekitarnya," harapnya dalam lokakarya di Makassar.

Sementara Pengelola Proyek Program Kerjasama HSBC-PSF sekaligus Ekonom Sampoerna University, Wahyoe Soedarmono mengungkapan Saat ini, penulisan dan publikasi karya ilmiah di Indonesia terbilang cukuo rendah.

Menurut data Scimago Journal dan Country Rank pada 2015, karya dan publikasi ilmiah bidang bisnis dan manajemen di Indonesia berjumlah 452 dokumen dan masih tertinggal dengan Malaysia 1.070 dokumen serta Singapura 528 dokumen.

Padahal, penduduk Indonesia jauh lebih besar dari delapan kali dari jumlah penduduk Malaysia dan 40 kali jumlah penduduk di Singapura. Publikasi riset di jurnal internasional dapat menjadi salah satu indikator kemajuan pendidikan sebuah negara.

Terdapat dua tujuan utama dari lokakarya ini. Pertama, dosen diberikan pemahaman mengenai topik terkini di sektor keuangan dan perbankan yang dapat dikembangkan lebih lanjut, baik menyangkut aspek makroprudensial maupun mikroprudensial guna mendorong pendalaman dan stabilitas sektor keuangan untuk pertumbuhan ekonomi.

"Kedua, lokakarya ini memberikan panduan praktis bagaimana menulis riset ilmiah dan melakukan publikasi riset di jurnal internasional," tambah Wahyoe.

Berdasarkan survei Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama pemerintah Australia dan Swiss pada 2016, hanya 41 persen masyarakat Indonesia Timur yang telah menggunakan layanan perbankan.

Sementara sekitar 54 persen belum memiliki rekening bank sendiri. Di Sulsel dari survei OJK menunjukkan bahwa literasi dan inklusi keuangan masyarakat masing-masing berada di level 28,36 persen dan 68 persen.

"Program ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan di wilayah Indonesia Timur melalui riset ilmiah. Selama ini, isu-isu keuangan dan perbankan banyak dilihat dari perspektif agregat atau nasional," ungkapnya.

Padahal, banyak permasalahan unik di setiap daerah. Pihaknya berharap, lokakarya riset ini dapat mendukung akademisi di wilayah timur Indonesia dalam memetakan masalah dan mengidentifikasi implikasi kebijakan keuangan dan perbankan yang bersifat spesifik untuk diterapkan di daerah.

Lokakarya tersebut tidak hanya menjadi wadah untuk mendiskusikan isu dan tren terbaru, tapi juga menjadi tempat pelatihan bagi dosen yang belum familiar dengan sistem jurnal digital. `Open Journal System` (OJS) berbasis digital sudah menjadi tren terbaru dalam publikasi ilmiah.     

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024