Makassar (Antara Sulsel) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto yang menghadiri simulasi sistem pengamanan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam wilayah kota Makassar memaparkan program `kota pintarnya (smart city)`.

Dihadapan Asisten Kapolri Bidang Operasi Irjen Pol Muh Iriawan, Kapolda Sulsel Irjen Pol Muktiono dan Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Endi Sutendi di Makassar, Rabu, mengatakan program smart city adalah program yang menggabungkan antara kultur dan visi kota dunia.

"Ada beberapa yang menggunakan sistem smart city, tapi di Makassar menambahkan kata lokal `sombere` yang artinya ramah, menyentuh hati. Jadi sombere dan smart city ini beda dengan kota lainnya karena cuma kita yang menggabungkan itu," ujarnya.

Wali kota memaparkan inovasi sombere and smart city merupakan yang pertama di dunia, dengan konsep yang mengkoneksikan hati dan pikiran.

"Sombere adalah kultur Makassar. Orang Makassar itu sombere, yakni suka melebihkan orang lain, kalau orang baik pasti dibayar baik, jangan sebaliknya", katanya.

Ia juga menjelaskan jika dirinya sudah membuat menara kontrol yang disebutnya "war room" yang sangat membantu dalam hal memantau keamanan di Kota Makassar.

Pengembangan war room ini kemudian diikuti Polrestabes Makassar dengan memberikan nama "command centre" dan ini terkoneksi dengan pihak kepolisian.

"Terima kasih, konektivitas antara kepolisian. Kalau tidak ada kepolisian, secanggih apapun command centre, itu tidak ada apa-apanya," ujar Danny -- sapaan akrab Ramdhan Pomanto.

Selain konsep sombere and smart city, Danny juga memaparkan inovasi "home care" yang telah berjalan selama tiga tahun dan meraih penghargaan `Top Inovasi Indonesia`.

Sementara itu Asisten Kapolri Bidang Operasi (As Ops) Irjen Pol Mochammad Iriawan menuturkan terima kasih dan rasa bangga bisa hadir di Kota Makassar.

"Kunjungan saya ke Makassar untuk mengkaji lebih dalam mengenai label Kota Makassar yang mencapai urutan pertama dalam hal tingkat kebahagiaan hidup. Label tentang tingkat kebahagiaan hidup di daerah ini paling tinggi yang ditunjang oleh beberapa aspek. Kadang banyak orang bertanya tapi kan banyak demo di Makassar. Demo itu biasa karena makannya coto, konro jadi banyak energi," ucapnya.

Dia menambahkan jika kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, dan Denpasar mengadopsi konsep yang dibangun oleh Wali Kota Makassar maka situasi negara akan berbeda, dan pastinya akan lebih baik.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024