Ambon (Antara Sulsel) - Gubernur Maluku, Said Assagaff mengimbau masyarakat agar menghindari penggunaan pil Paracetamol Cafein Carisoprodol (PCC) yang mulai dijual di sejumlah daerah di Indonesia.

"Saya perlu mengimbau agar masyarakat sejak dini mengantisipasinya karena dampak dari mengomsumsi pil itu mengakibatkan kematiaan sebagaimana terjadi di daerah lain," katanya, dikonfirmasi, Senin.

Dia mengakui, laporan dari Dinas Kesehatan Maluku yang berkoordinasi dengan BPOM Ambon pil PCC itu belum beredar di daerah ini.

"Hanya saja dengan karakeristik Maluku yang 92,4 persen dari wilayahnya seluas 705.645 KM2, memiliki 1.342 pulau, berpenduduk 1,8 juta jiwa yang tersebar di 11 kabupaten/ kota dengan 1.198 desa dan 33 kelurahan, maka rawan bagi penyelundupan pil PCC," ujar Gubernur.

Dia mencontohkan, pengiriman ratusan butir pil PCC ke Maluku yang digagalkan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Sulawesi Selatan pada 17 September 2017.

"Saya bersyukur dengan digagalkan pengiriman ratusan pil PCC tersebut karena bila tiba di Ambon, selanjutnya dijual kepada masyarakat, maka dikhawatirkan dampaknya," tandas Gubernur.

Sebelumnya, Kepala BBPOM Sulawesi Selatanl, Muhammad Guntur menjelaskan, 300 butir tablet PCC ini ditemukan di rumah pelaku Rn.

"Ratusan butir tablet PCC ini siap kirim ke Ambon hari Minggu(17/9), hanya ketahuan dan disita pada pagi hari. Pengakuan Rn kalau barangnya itu berasal dari Kendari, Sulawesi Tenggara, selanjutnya transit di Makassar untuk selanjutnya dikirim ke Ambon," katanya.

Pil PCC memiliki efek yang sangat luar biasa. Mereka yang mengonsumsinya mengalami halusinasi hebat hanya dalam beberapa menit saja, bahkan bertingkah seperti zombie.

Keganasan pil setan ini telah merenggut nyawa remaja dan pemuda di kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada awal September 2017. 

Pewarta : Alex Sariwating
Editor :
Copyright © ANTARA 2024