Makassar (Antara Sulsel) - General Manager (GM) Pertamina Marketing Operasional Regional (MOR) VII Wilayah Sulawesi Joko Pitoyo mengatakan konsumsi gas bersubsidi di wilayah kerjanya mencapai 92 persen, sementata sisanya gas non subsidi.

"Ini berarti dari total 1.500 ton per hari konsumsi gas di wilayah Sulawesi, baru delapan persen atau 120 ton per hari merupakan konsumsi gas non subsidi," kata Joko di Makassar, Rabu.

Meskipun konsumsi gas non subsidi ini masih minim, kata Joko, namun ada kecenderungan peningkatan konsumsi gas non subsidi seperti "bright gas."

"Sejak diluncurkan satu tahun yang lalu, konsumsi bright gas ini cenderung terus naik," ujarnya.

Untuk meningkatkan konsumsi gas non subsidi, kata dia, pihaknya terus melakukan upaya promosi dan sosialisasi di seluruh wilayah kerja Pertamina MOR VII.

Pihaknya, lanjut dia, juga bekerja sama dengan pihak pemerintah daerah untuk mendorong para pegawai negeri sipil (PNS) menggunakan gas non subsidi.

Pertamina juga telah menyiapkan mekanisme penukaran tabung 3 kg menjadi 5,5 kg. Satu tabung berisi "bright gas" 5,5 kg dapat ditukar dengan dua tabung elpiji 3 kg ditambah uang Rp110 ribu.

Harga tabung dan isi bright gas senilai Rp322 ribu, sementara untuk isi ulang gas, harganya Rp67 ribu.

"Masyarakat yang mampu seharusnya beralih ke bright gas" pungkasnya.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024