Biak (Antara Sulsel) - Sekretaris Badan pekerja Klasis Gereja Kristen Injili Biak Selatan, Kabupaten Biak Numfor, Papua Pendeta Brury Wufwensa mengakui pendekatan tiga tungku terdiri pemuka agama, pemerintah desa dan lembaga adat paling efektif dalam membantu pemerintah untuk menangani resiko konflik sosial di masyarakat.

"Tiga tungku memainkan peran penting di setiap kelompok masyarakat kampung sehingga saat ada gesekan masalah sosial ketiganya  menjadi penengah untuk membantu pemerintah," ungkap Sekretaris Klasis GKI Biak Selatan Pdt Brury Wufwensa di Biak, Jumat.

Ia mengharapkan pola pendekatan tiga tungku yang selama ini sudah menjadi model dalam penyelesaian masalah sosial kemasyarakatan untuk diberdayakan pemerintah.

Pdt Brury mengakui ada fenomena yang kurang fair ketika muncul konflick sosial terjadi ketiganya didorong berdiri paling depan dalam mengatasi masalah.

Namun ketika dalam kegiatan pemerintahan saat penyelesaian pembayaran tuntutan ganti tanah akan dibayar, menurut Pdt Brury, ketiga instrumen penting di kampung tidak dilibatkan bahkan ditinggalkan.

Peran tokoh adat dan pemuka agama akan dinilai  menjadi 'pemadam kebakaran' saat muncul masalah konflick sosial di masyarakat kampung tertentu.

"Ya dengan era keterbukaan dan percepatan program pembangunan terus berjalan saat ini diharapkan ketiganya menjadi mitra strategis pemerintah daerah," harap Pdt Brury Wufwensa.

Berdasakan data wadah tokoh pemuka agama di kabupaten Biak Numfor sudah dibentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) serta wadah pemuka adat dibentuk dewan adat dan lembaga musyawarah adat.

Pewarta : Muhsidin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024