Makassar (Antara Sulsel) - Nilai ekspor semua komoditas unggulan Sulawesi Selatan pada periode Oktober 2017 kembali mengalami penurunan setelah periode sebelumnya juga mengalami penurunan yang cukup besar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan, Nursam Salam di Makassar, Rabu, mengatakan, penurunan ekspor kembali terjadi di bulan Oktober, namun penurunannya tidak terlalu besar jika dibandingkan pada periode September.

"Untuk bulan Oktober, nilai transaksi itu hanya sebesar 80,03 juta dolar Amerika Serikat. Di bulan sebelumnya atau September itu transaksinya sebesar 80,98 juta dolar Amerika serikat atau sekitar 1,17 persen," ujarnya.

Nursam menyebut, turunnya nilai transaksi itu karena komoditas unggulan Sulsel seperti nikel yang selalu menyumbang seperdua dari nilai transaksi secara keseluruhan mengalami penurunan permintaan.

Jika pada September lalu, komoditas nikel ini mampu mencatat angka transaksi hingga 59,43 juta dolar AS, namun di bulan Oktober hanya menyumbang sekitar 45,69 juta dolar AS.

Sedangkan untuk komoditas lainnya, yang masuk 10 komoditas unggulan termasuk nikel itu, delapan diantaranya mengalami kenaikan transaksi, sedangkan satu komoditas lainnya turun bersama nikel.

"Kita lihat, ada 10 komoditas unggulan Sulsel dandari jumlah itu delapan mengalami kenaikan dan dua diantaranya turun. Yang satu turunnya cukup besar, komoditas satunya lagi tidak begitu besar," katanya.

Transaksi nikel mencatat angka 45,69 juta dolar AS atau mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang mencatat angka 59,43 juta dolar.

Komoditas biji-bijian berminyak dan tanaman obat sebesar 11,14 (7,78) juta dolar AS, cokelat 0,93 juta dolar AS, ikan, udang dan hewan air lainnya 3,45 (3,17) juta dolar AS.

Buah-buahan dan kacang yang dapat dimakan 1,06 (1,17) juta dolar AS, kayu dan barang dari kayu 2,78 (0,81) juta dolar AS, garam belerang dan kapur 2,98 (2,66) juta dolar AS.

Daging, ikan dan hewan air lainnya yang telah diolah 4,01 (2,21) juta dolar AS, ampas sisa industri makanan 2,24 (1,09) juta dolar AS, serta lak, getah dan damar yang menyumbang 2,39 (0,24) juta dolar AS.

"Jadi ada 10 komoditas yang menyumbang nilai transaksi, dan dari jumlah itu delapan komoditas mengalami kenaikan transaksi, duanya lagi turun, tapi yang satunya cukup besar sehingga mempengaruhi total keseluruhan," jelasnya.

Nursam mengaku, meskipun nilai transaksinya mengalami penurunan, namun permintaan cukup bagus ke beberapa negara-negara seperti Asia dan Eropa. 

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024