Mamuju (Antara Sulsel) - Politisi senior partai Golkar Provinsi Sulawesi Barat tampak marah karena pernyataan Gubernur Sulbar Ali Baal yang ingin mengutak atik sila dalam Pancasila sebagai ideologi bangsa.

"Ideologi Pancasila sudah final, tidak ada ideologi lagi yang harus didebatkan masyarakat Indonesia, kasus salah baca teks Pancasila dan klarifikasi gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar (ABM) beredar luas melalui media massa maupun media sosial telah menjadi perhatian serius dari lembaga DPRD Sulbar," kata Thamrin Endeng yang juga anggota DPRD Provinsi Sulbar, di Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan, jika ada yang berani merubah Pancasila maka itu sama halnya berniat ingin membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR), maka dari itu, siapa pun ingin menodai Pancasila maka kita harus melakukan perlawan untuk mempertahankan ideologi negara yang telah dirumuskan oleh pendiri bangsa ini.

Menurut dia, Tahmrin Endeng yang juga mantan Ketua DPRD Mamuju, tindakan mahasiswa yang bergerak melakukan aksi unjukrasa patut untuk diberikan apresiasi positif karena ternyata mahasiswa di Sulbar ini juga memiliki rasa yang sama untuk merawat ideologi Pancasila yang menjadi sumber mempersatukan masyarakat dari berbagai suku, ras dan agama.

"Malah jika mahasiwa tidak melakukan gerakan protes terhadap isu Pancasila maka saya juga sangsi apakah pemuda di daerah kita ini memiliki semangat untuk merawat makna dari nilai pancasila itu sendiri dan untunglah, mahasiswa datang mengadukan persoalan ini, terkait Gubernur Sulbar yang salah baca teks pancasila," ujarnya.

Aliansi Mahasiswa Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Provinsi Sulbar menuntut kepada DPRD Sulbar untuk segera melakukan rapat Paripururna pengusulan pergantian Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar (ABM) yang dianggap ingin merubah urutan Sila Pancasila.

Menurut Thamrin, konsep Pancasila yang digagas oleh pendiri bangsa sudah final dan tidak perlu didaur ulang. sebab jika didaur ulang atau dibuat konsep baru maka itu merupakan tindakan yang sangat konyol dan bisa jadi orang-orang yang terobsesi merubah ideologi Pancasila adalah kelompok yang hendak merongrong kesatuan negara Indonesia.

"Berdirinya negara Indonesia juga berdasar dari para tokoh tokoh semua agama dan suku yang ada di Indonesia, maka Pancasila lah menjadi titik temu menjadi dasar negara kita dan kesepakatan terdiri dari berbagai suku bangsa bahasa lokal," tuturnya.

Ia menerankan, di dalam Pancasila semua agama, suku daerah, dan golongan bisa terakomodasi. Karena itu, apabila masih ada pihak tertentu yang mempermaslahkan dasar negara Indonesia maka sama saja peradaban masyarakat semakin mundur.

"Peristiwa kelam G30S PKI adalah upaya untuk merongrong ideologi Pancasila. Saat itu, semua elemen pemuda bergerak untuk menyelematkan Pancasila. Berangkat dari peristiwa ini tentu menjadi pelajaran berharga untuk tidak mempermainkan apalagi menodai Pancasila yang menjadi sumber pemersatu bangsa Indonesia," ucap Thamrin yang juga bangsawan bergelar "Pue to Kasiwa"

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024