Makassar (Antara Sulsel) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) menyebutkan jumlah agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) untuk Sulawesi Selatan hingga Oktober 2017 mencapai 12.614 orang.

Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sulampua Indarto Budiwitono, di Makassar, Rabu, mengatakan puluhan ribu agen laku pandai itu tersebar pada 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

"Agen Laku Pandai yang jumlahnya mencapai ribuan orang itu berasal dari tiga kabupaten dan kota masing-masing Kota Makassar (2.557 agen), Kabupaten Wajo (1.595 agen), serta Kabupaten Bone dengan 1.136 agen," katanya pula.

Jumlah nasabah Kota Makassar sebanyak (84.649), Wajo (2.159 nasabah), serta Kabupaten Bone dengan 1.680 nasabah.

Selanjutnya untuk daerah lain yakni Kabupaten Soppeng (973 agen/9.045 nasabah), Sidenreng Rappang (682 agen/770 nasabah), Kabupaten Bone (657 agen/22.120 nasabah), Kota Palopo (576 agen/6.003 nasabah), Parepare (523 agen/2.901 nasabah) serta Kabupaten Pinrang sebanyak 389 agen dengan jumlah nasabah 2.080 orang.

Berikutnya Kabupaten Luwu (388 agen/13.357 nasabah), Toraja Utara (348 agen/3.217 nasabah), Bulukumba (317 agen/ 4.049 nasabah), Sinjai (315 agen/7.373 nasabah), Kabupaten Pangkep (313 agen/788 nasabah).

Selanjutnya Kabupaten Maros (304 agen/10.548 nasabah), Takalar (283 agen/659 nasabah), Kabupaten Barru (279 agen/5.459 nasabah), Kabupaten Enrekang (279 agen/6.340), Kabupaten Jeneponto (195 agen/14.372 nasabah).

"Disusul Kabupaten Bantaeng dengan 171 agen/4.095 nasabah), Luwu Utara (129 agen/856 nasabah), Luwu Timur (103 agen/830 nasabah) serta Kepulauan Selayar (90 agen/10.806 nasabah) dan Tanah Toraja sebanyak 12 agen dengan jumlah nasabaha sebanyak 744 orang," ujarnya pula.

OJK mengakui agen Laku Pandai cocok dan memiliki peran vital dalam meningkatkan perekonomian di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Wilayah KTI memiliki banyak kendala seperti jarak yang begitu berjauhan termasuk wilayah yang cukup terpencil menjadi salah satu hal yang membuat agen itu begitu dibutuhkan, termasuk jika harus membangun gedung baru di daerah tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

Selain itu, juga masih dibutuhkan sejumlah pegawai dan teknisi IT karena untuk mengoperasikan atau melayani masyarakat.

Berbeda dengan Laku Pandai hanya menjadikan agen. Agen itu tidak perlu bayar pegawai atau tidak digaji. Dia cukup kasih fee maka sudah bisa difungsikan, katanya pula.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024