Makassar (ANTARA Sulsel) - Kopi Arabika Kalosi dan Dangke merupakan dua komoditas unggulan kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan yang terus dipacu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Bupati Enrekang H Latinro Latunrung, di Enrekang, Kamis, mengatakan, dua komoditas tersebut merupakan produk khas daerah yang menjadi unggulan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

"Khusus Dangke yang merupakan produk asli Enrekang saat ini telah memiliki hak paten, sehingga daerah manapun yang memproduksi jenis makanan serupa tidak bisa memberi nama Dangke yang telah menjadi hak paten Enrekang, "ujar Latinro.

Dangke adalah makanan khas Enrekang yang terbuat dari susu kerbau dan diolah secara tradisional, sehingga menyerupai keju yang digemari bayak wisatawan yang berkunjung ke daerah itu.

Karena produksinya masih terbatas, maka pemkab Enrekang kini menjajaki kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk meningkatkan jumlah dan mutu Dangke Enrekang.

Bupati Latinro menambahkan, selain Dangke yang telah dikenal luas hingga ke provinsi lain, Enrekang juga memiliki komoditas khas yakni kopi arabika yang memiliki cita rasa khas dan tidak ditemui di daerah lain, termasuk kopi sejenis di Sulsel.

Kopi Arabika Kalosi yang digemari konsumen di Jepang dan beberapa negara lainnya, menjadi unggulan daerah ini , sehingga pemkab setempat terus memacu produksi dan perbaikan mutu.

"Kita sementara mengajukan usulan agar kopi Arabika Kalosi dipatenkan agar tidak dicaplok daerah lain yang juga memiliki jenis kopi yang sama, "kata bupati Latinro.

Ia mengakui bahwa, kopi arabika Enrekang banyak di pasarkan di sejumlah daerah termasuk pasar ekspor, namun kopi asal Enrekang ini lebih dikenal dengan nama kopi Toraja.

Daerah yang menjadi sentra penanaman kopi Arabika Kalosi adalah kecamatan Bungin, Baraka, Alla, Buntu Batu, Curio, Masalle, Baroko, Malua dan Anggeraja dengan luas lahan perkebunan mencapai 11.515 hektar, melibatkan petani 16.657 kepala keluarga dengan produksi mencapai 5.122 ton per tahun.

Upaya yang ditempuh pemkab setempat dalam memacu produksi komoditas unggulan ini antara lain, meningkatkan daya saing di pasar ekspo melalui perbaikan mutu.

Selain itu, pemkab setempat memperluas areal perkebunan lewat program kopi organik sekitar 400 hektar dengan sasaran produksi 12.000 ton per tahun hingga 2013.

(T.S016/Z004)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024